- Аጯαቬխղυ пуቢիйυጤ οнтолո
- Опеморсυ аμ
- Յቪсв з клуհ
- Скерсаχቨ есрωሏፒсни
- Ливруχ зи
Iniakan membawa dampak signifikan dalam industri perbankan nasional. Terutama dari hal efisiensi. Mungkin masih banyak lagi teknologi di bidang perbankan yang akan populer di tahun 2018. Perkembangan teknologi digital sekarang ini meningkat secara dramatis. Perkembangan yang cepat seperti sekarang ini belum pernah kita alami di tahun-tahun
- Ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK merupakan hasil pemikiran manusia yang logis ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan hasil nyata berupa teknologi. Berdasarkan catatan Tim CIPG dalam Lanskap Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Indonesia 2017iX, terungkap bahwa IPTEK sebenarnya diupayakan agar masalah yang sedang dihadapi manusia bisa dipecahkan dan diantisipasi. Bukan hanya itu, bahkan IPTEK juga ada untuk menyediakan teknologi yang berhasil dibuat berdasarkan penelitian, pengembangan, dan penerapan pemikiran. Menurut Puji Lestari dalam Antropologi Kelas 12 200653, diungkapkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan IPTEK bisa ditarik jejaknya sejak awal munculnya manusia. Sejak dahulu, ternyata manusia telah memiliki pengetahuan terkait keadaan alam yang ada di sekelilingnya. Bahkan, mereka menciptakan beberapa teknologi yang bisa digunakan pada masanya sebagai jawaban atas permasalahan yang mereka terima ketika itu. Lantas, bagaimana sebenarnya periodisasi perkembangan IPTEK dari zaman ke zaman? Pertumbuhan IPTEK dari Masa ke Masa Manusia sejak awal mulai melakukan aktivitas dengan pemikiran yang mereka miliki. Secara tidak sadar mereka telah mengembangkan sesuatu yang bisa disebut sebagai teknologi. Bahkan, teknologi yang hanya disadari beberapa kalangan ini berlanjut hingga saat ini. Berikut penjelasan zaman perkembangan IPTEK. 1. Zaman Purba 4 Juta Tahun SilamPeriode ini disebut juga sebagai masa praaksara atau prasejarah. Ilmu saat itu berkembang dan dapat dilihat dari cara manusia purba yang mulai mampu mengamati, membedakan, memilih, mencoba, dan menyadari kesalahan. Kita sebut saja ketika itu manusia purba masih berkelana mencari makanan dan hidup berpindah tempat nomaden. Ketika mereka sudah menyadari bisa tinggal di suatu tempat dengan bercocok tanam, mereka punya pengetahuan baru. Bahkan, teknologi-teknologi yang menyokong mereka melakukan kegiatan tersebut pun lahir. Masa akhir ini dimulai ketika manusia dahulu sudah mengenal tulisan dan bisa berhitung. Ketika itu, mereka mulai mencatat bagaimana sistem kalender dan perbintangan dilakukan orang Mesir Kuno, Sumeria, dan Babilonia. 2. Zaman Yunani 600-200 SMFase ini ditandai dengan kemajuan berpikir manusia, Yunani disebut sebagai pusatnya ketika itu. Manusia yang sebelumnya tidak menyadari perihal eksistensi segala yang ada di dunia mulai berpikir kritis. Hal-hal tabu yang tidak bisa dijelaskan sebelumnya pun akhirnya terungkap. Tokoh-tokoh terkenal dari Yunani ini bernama Pythagoras teori pitagoras, Socrates metode berpikir kritis dan ilmu etika, Plato teori di balik alam ada sebuah ide, Aristoteles Logika, Biologi, dan Metafisika, Archimedes hukum alam, Ptolomeus penyusun peta bumi, dan lain-lain. 3. Zaman Pertengahan 31 SM-628 MIPTEK yang sudah berkembang sebelumnya akhirnya menurun pada awal abad pertengahan. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya agama Kristen di Eropa yang mengatur segala hukum dengan embel aturan Tuhan. Oleh karena itu, Gereja tidak mengizinkan masyarakat untuk berpikir kritis ketika itu. Sedangkan di Timur, Islam yang berkembang malah memberikan kemajuan yang begitu pesat pada IPTEK. Mereka yang mengembangkan IPTEK ketika itu antara lain Al Khawarizmi teori Al Jabar, Omar Khayyam ahli sastra dan matematikawan. Selain itu, ada Al Razi, Ibnu Sina, dan Abu Qasim yang berfokus pada bidang kedokteran. Terakhir, terdapat Ibnu Rusyd yang menerjemahkan buku hasil karya Aristoteles di zaman IPTEK sebelumnya. 4. Zaman Modern 658 M-SekarangKendati zaman kegelapan pernah terjadi di Eropa, perkembangan IPTEK di sana akhirnya meningkat kembali berkat Renaissance zaman pencerahan. Pengetahuan pun berkembang pesat kembali, mulai dari Leonardo Pisa yang meneruskan penelitian mengenai ilmu aljabar hingga pengembangan pengetahuan akan tata surya Copernicus, Galileo, dan Kepler. Di zaman pencerahan ini, ternyata pengetahuan dan teknologi benar-benar melesat karena memprioritaskan kemampuan akal. Mereka yang sebelumnya terbatas pikirannya karena dogma agama pada zaman ini mulai lepas dan berpikir sekreatif serta selogis mungkin. Zaman sekarang atau modern ini, ilmu pengetahuan dan teknologi rupanya sudah tumbuh sangat jauh dari manusia-manusia dahulu. Saat ini, kita dapat melihat perkembangan sebelumnya mempengaruhi teknologi saat ini. Contohnya, kini sudah ada teknologi informasi dan komunikasi yang lebih memudahkan manusia dalam berinteraksi. - Pendidikan Kontributor Yuda PrinadaPenulis Yuda PrinadaEditor Ibnu Azis
pengetahuan mencipta, petimbangan antara rasional dan irasional, antara akal, rasa, dan kehendak berdasaran sila ini iptek tidak hanya memberikan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksud-maksudnya apakah merugikan manusia dengan sekitarnya. Pegolahan diimbangi degan melestarikan. Sila ini menempatkan manusia di alam
- Teleskop adalah salah satu instrumen penting yang membantu manusia, untuk mengetahui lebih banyak mengenai pembentukan alam semesta. Bagaimana sejarah teleskop pertama kali ditemukan? Umumnya teleskop digunakan oleh para ilmuwan dan astronom, untuk mempelajari langit dan objek yang terdapat di adalah salah satu penemuan yang mengubah dunia ternyata telah diciptakan sejak lebih dari 600 tahun yang lalu. Dengan kehadirannya, teleskop berhasil menjadi bagian penting dari ilmu pengetahuan kita dan memungkinkan semua orang untuk melihat objek yang jauh agar tampak dekat. Dalam sejarah penemuan teleskop, telah banyak penemu, insinyur, matematikawan, dan fisikawan terkemuka yang mencoba untuk menyempurnakan bentuk awalnya yang sederhana. Hal ini tak lain dilakukan untuk membuatnya layak menjadi peralatan penting dalam sebuah penelitian. Jika berbicara mengenai teleskop, nama Galileo Galilei kerap disebut sebagai penemu teleskop pertama kali. Namun ternyata, penemuan teleskop pertama kali bukanlah Galilei, melainkan pembuat lensa kacamata asal Belanda bernama Hans Lippershey. Baca juga Bukan Galilei, Ini Dia Penemu Teleskop Pertama Kali Seperti dilansir dari History of Telescope, Rabu 6/4/2022 sejarah pembuatan teleskop dimulai di tahun 1608 oleh sekelompok pembuat kacamata Belanda yang semuanya membuat model teleskop pertama pada saat yang bersamaan. Akan tetapi, hak paten untuk perangkat teleskop jatuh pada Lippershey. Pada saat itu, alat buatannya disebut "kijker" yang berarti alat untuk melihat. Dia pun mengeklaim bahwa teleskop miliknya dapat melihat objek jauh, dengan pembesaran hingga tiga kali. Lippershey berhasil mengembangkan teleskop pertama berdasarkan pengalaman dalam buku catatan sejumlah ilmuwan India, Mesir, Cina, Yunani, Romawi, dan Arab. Adapun teleskop yang pertama kali dibuatnya terdiri dari lensa cekung sebagai lensa okuler, serta lensa cembung sebagai lensa objektif. Menariknya, teleskop Lippershey diciptakan karena ketidaksengajaan ketika ada seorang anak yang memegang dua lensa secara bersamaan di toko kacamata miliknya. Sejarah teleskop seperti dilansir dari Space, Selasa 26/10/2021 beberapa ahli pada saat itu berpendapat bahwa Lippershey mencuri desain penemuan teleskop yang yang diciptakan oleh pembuat lensa lainnya bernama Zacharias Jansen. Akibatnya, paten Lippershey untuk teleskop pun juga Teleskop Radio, Cara Dunia Mengenal Alam Semesta NASA via SPACE Ilustrasi Teleskop Luar Angkasa James Webb setelah semua bagian cermin terpasang. Namun, tidak ada bukti yang mendukung bahwa Lippershey mencuri desain alat milik Jansen sehingga penghargaan untuk penemuan teleskop diberikan kepadanya. Sementara Jansen telah dianggap sebagai penemu mikroskop Penyempurnaan teleskop Penemuan Hans Lippershey akhirnya populer di seluruh Eropa, tetapi bukan melalui desain teleskopnya sendiri, melainkan dengan alat yang disempurnakan Galileo Galilei. Pada tahun 1609, Galilei mendengar kabar tentang penemuan teleskop di Belanda. Hal ini memicu dirinya untuk membuat alat serupa tanpa pernah melihat desain teleskop Lippershey. Teleskop buatan Galileo Galilei memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan teleskop pertama. Sebab, alat buatan Galilei mampu memperbesar bayangan benda hingga 20 kali. Selain itu, Galilei juga dikenal sebagai orang yang pertama kali menggunakan teleskopnya untuk mengamati langit. Sehingga, dia dapat menemukan bahwa permukaan Bulan tampak seperti kawah. Baca juga Pertama Kalinya, Teleskop James Webb Berhasil Membidik Obyek Kosmos Dengan teleskop buatannya, Galilei dapat melihat cincin Saturnus dan kemudian menemukan bahwa Planet Jupiter memiliki empat Bulan. Teleskop buatan Galileo Galilei itu juga akhirnya dipresentasikan di hadapan senat di Venesia. Lantaran para senat merasa takjub dan puas dengan penemuannya, Galilei diangkat menjadi dosen di University of Padua. Setelah temuan teleskop Galileo Galilei, para ilmuwan dari seluruh Eropa mulai mengembangkan teknologinya dengan memberikan fitur baru dalam lensanya. Selanjutnya, di abad ke-20 teleskop dengan segala bentuk dan ukuran mulai dibuat dengan mengumpulkan bagian lain dari spektrum elektromagnetik seperti sinar-x, ultraviolet, inframerah, dan sinar gamma. Saat ini, para ilmuwan memiliki beberapa teleskop berukuran besar yang mampu untuk melihat kondisi di luar angkasa dengan baik. Salah satunya adalah Teleskop Luar Angkasa James Web yang akan mengamati bagaimana galaksi pertama terbentuk, hingga melihat asal-usul kehidupan termasuk keberadaan exoplanet atau planet ekstrasurya. Baca juga Teleskop Hubble Tangkap Objek Luar Angkasa yang Langka, Apa Itu? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Ayatayat Al-Quran tentang IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Nov 24, 2017 . Di awal abad ke 20 hingga saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat. Banyak penemuan-penemuan baru yang mempermudah manusia dalam melakukan banyak hal, seperti komunikasi, transportasi, informasi, produksi, dan sebagainya.
Artikel Info Astronomy is a study of the sky. In the development of astronomy and the development of times in the field of science, many astronomical instruments were found, which were useful in research in the field of astronomy. One of the most popular and cannot be taken from astronomy is the telescope. The beginning of the discovery of the telescope originated from its discovery, and at that time a discovery was made that could be used in observing distant objects known with optical telescopes. The more advanced the development of technology, the telescope was found with a new model that uses elekromagnektik waves obtained from radio waves, this telescope is known as a radio telescope. Abstrak Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari benda langit diluar angkasa secara ilmiah. Dalam perkembangan ilmu astronomi serta kemajuan zaman dibidang keilmuan maka banyak ditemukan alat-alat astronomi, yang berguna dalam penelitian didalam bidang astronomi. Salah satu penemuan alat astronomi yang sangat populer serta tidak dapat ditinggalkan dari ilmu astronomi adalah teleskop. Awal mula ditemukannya teleskop bermula dari ditemukannya lensa maka pada saat itu tercetuslah penemuan alat yang dapat digunakan dalam pengamatan benda jauh yaitu yang dikenal dengan teleskop optik. Semakin majunya perkembangan ilmu teknologi maka ditemukan teleskop dengan model baru yang memanfaat gelombang elekromagnektik yang berasal dari gelombang radio maka teleskop tersebut dikenal dengan teleskop radio. Figures - uploaded by Irvan IrvanAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by Irvan IrvanContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Mengenal Jenis-Jenis Teleskop dan Penggunaannya Irvan1*, Leo Hermawan2 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara1* Observatorium Ilmu Falak2 *1email irvan 2email leohermawan40 Astronomy is a study of the sky. In the development of astronomy and the development of times in the field of science, many astronomical instruments were found, which were useful in research in the field of astronomy. One of the most popular and cannot be taken from astronomy is the telescope. The beginning of the discovery of the telescope originated from its discovery, and at that time a discovery was made that could be used in observing distant objects known with optical telescopes. The more advanced the development of technology, the telescope was found with a new model that uses elekromagnektik waves obtained from radio waves, this telescope is known as a radio telescope. Keywords Astronomy, Optical Telescope, Radio Telescope Keywords Astronomy, Optical Telescope, Radio Telescope 15 Januari 2019 Revised 13 Februari 2019 Accepted 24 April 2019 Published 02 Juni 2019 Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari benda langit diluar angkasa secara ilmiah. Dalam perkembangan ilmu astronomi serta kemajuan zaman dibidang keilmuan maka banyak ditemukan alat-alat astronomi, yang berguna dalam penelitian didalam bidang astronomi. Salah satu penemuan alat astronomi yang sangat populer serta tidak dapat ditinggalkan dari ilmu astronomi adalah teleskop. Awal mula ditemukannya teleskop bermula dari ditemukannya lensa maka pada saat itu tercetuslah penemuan alat yang dapat digunakan dalam pengamatan benda jauh yaitu yang dikenal dengan teleskop optik. Semakin majunya perkembangan ilmu teknologi maka ditemukan teleskop dengan model baru yang memanfaat gelombang elekromagnektik yang berasal dari gelombang radio maka teleskop tersebut dikenal dengan teleskop radio. Kata Kunci Astronomi, Teleskop Optik, Teleskop Radio Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 A. Pendahuluan Teleskop adalah instrumen paling penting yang dibutuhkan dalam astronomi, dikarena teleskop adalah alat satu-satunya yang bisa digunakan dalam mengamati benda-benda langit yang jauh tersebut. Pada perkembangan zaman sekarang ini teleskop dibedakan dengan dua bentuk yaitu teleskop optik atau teleskop yang mengunakan lensa atau pun cermin dan teleskop radio. Pada makalah ini akan dijelaskan tentang teleskop dan jenis-jenis teleskop yang sering kita jumpai pada saat ini. B. Pembahasan 1. Teleskop Optik Teleskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat jauh seperti bintang bintang di langit agar tampak lebih dekat dan jelas. Teleskop merupakan instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari bentuk yang diamati, dan teleskop merupakan instrument paling penting dalam pengamatan astronomi. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Khazanah Astronomi Islam Abad Pertengahan Deskripsi-Historis Tentang Teleskop memperbesar ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya. Teleskop memiliki tiga fungsi utama yaitu 1 Untuk mengumpulkan cahaya sebanyak mungkin dari sebuah objek 2 Untuk memfokuskan cahaya sehingga tercipta gambar yang tajam 3 Untuk memperbesar gambar Pembesaran merupakan fungsi yang umum dari teleskop. Ini adalah perbandingan dari dua objek umum astronomi yang berbeda. Yang satu tampak terlihat dengan mata telanjang, sedangkan yang lain diperbesar. Sifat terpenting teleskop adalah kekuatan pengumpulan cahaya teleskop. Semakin besar celah bukaan di bagian atas tabung teleskop, semakin banyak pula cahaya yang terkumpul. Untuk memahaminya, bayangkan teleskop adalah “ember cahaya.” Jika anda ingin mengumpulkan hujan sebanyak mungkin dalam waktu singkat, anda pergi keluar selama badai dengan membawa ember dengan mulut yang lebar, karena mulut yang lebar dapat Tradisi, Inovasi, dan Kontribusi Peradaban Islam di Bidang Astronomi, 2016, h. 312. Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 menampung air lebih banyak daripada dengan gelas. Begitu pula cara kerja teleskop. Misalkan foton diibaratkan “hujan” yang turun ke Bumi, teleskop dengan celah yang lebih besar akan mengumpulkan lebih bayak foton daripada teleskop yang celahnya kecil. Itulah mengapa daya pengumpulan cahaya berdasarkan berapa banyak cahaya yang tampak dari sebuah objek atau sebaliknya, seberapa redup cahayanya sampai nyaris tidak terdeteksi dari sebuah teleskop ditentukan dari luas bukaan yang ada di bagian depan tabung. Karena itu, para astronom selalu membangun teleskop yang lebih besar sejak pertama kali ditemukannya teleskop yaitu 4 abad yang teleskop diawali dengan ditemukannya lensa oleh ilmuwan Islam yaitu Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haitsam w. 1041 M. Kemudian dilanjutkan lagi oleh Hans Lippershey yang merupakan seorang pembuat kacamata yang berasal dari Middleburg, Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 88-89 Lihat Arwin juli Rakhmadi Butar Butar, bukunya yang berjudul Astronomi Muslim Sepanjang Sejarah Peradaban Islam Biografi Intelektual, Karya, Sumbangan, dan Penemuan, Yogyakarta Suara Muhammadiyah, 2019. Belanda. Pada tanggal 2 Oktober 1608 menciptakan alat pertama yang disebut sebagai teleskop. Teleskop ini mempunyai kemampuan untuk memperbesar benda-benda yang diamati hingga lima kali lipat. Setahun kemudian pada tahun 1609, Galileo Galilei menciptkan teleskop pertama yang digunakan dalam astronomi yang dapat memperbesar hingga 20 kali lipat, sehingga pada tahun 1610 ia membenarkan teori “alam semesta berpusat pada matahari” Pada tahun 1668, Isaac Newton menciptakan teleskop baru yaitu teleskop yang menggunakan cermin sebagai lensa. Sehingga penemuan ini merupakan titik balik dalam sejarah ilmu sains. Kemudian pada pertengahan abad ke 17, Havelius, seorang astronom yang berasal dari jerman membuat teleskop berlensa yang kerangkanya diciptakan dari kayu setinggi 46 meter. Selanjutnya Huygens yang merupakan seorgan astronom dari Belanda menggunakan teleskop dengan lensa yang berbeda, teleskopnya juga tidak menggunakan tabung dan hanya terdiri dari dua buah lensa. Pada tahun 1897, di Teluk Williams, Amerika Serikat, dibuatlah Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 sebuat teleskop Yerkes dengan diameter 101 cm, sehingga menjadi teleskop berlensa terbesar di dunia pada saat itu. Hingga sekarang, yang menjadi teleskop terbesar adalah teleskop Keck yang di buat di puncak gunung berapi Mauna Kea di Hawaii, Teleskop ini mempunyai kemampuan untuk meilihat suatu area delapan kali lebih luas dibandingkan teleskop Bagian- bagian Teleskop Pada bagian teleskop yang paling vital atau paling penting ialah sebuah lensanya. Teleskop mempunyai dua buah lensa positif atau cembung, yang terletak dekat dengan objek disebut dengan lensa objektif, dan yang terletak dekat dengan mata tempat pengamat mengintip disebut dengan suatu lensa okuler. Pada teleskop bumi ini juga terdapat sebuah lensa pembalik, yang mempunyai fungsi untuk membalikkan sebuah bayangan tanpa melakukan pembesaran sehingga bayangan akhir yang terbentuk bisa tegak seperti arah benda semula. Adapun bagian-bagian umum dari teleskop adalah sebagai berikut. Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 94-95 Ibid, h. 96 1 Tabung teleskop, ialah sebuah tempat lensa utama Finderscope, adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama. Finderscope terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi findercsope dapat diubah-ubah tergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengendurkan dan mengencangkan kembali sekrup pengunci finderscope. Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya dilakukan ketika perlu melakukan alignment antara finderscope dan tabung Eyepiece, ialah fungsi lensa okuler. Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini. Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan diagonal. Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan kencang sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan Ibid, h. 97 Ibid, h. 97-98 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 agar eyepiece tidak jatuh selama Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya. melekat pada tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop. 5 Mounting, lebih dikenal dengan dudukan teleskop, ialah sebuah sistem penggerak utama pada sebuah teleskop, yang dilengkapi dengan sebuah knop pengatur lintang, tutup sumbu polar, skala ketinggian lintang untuk mengetahui suatu posisi lintang pengamat berada, pemberat sudut jam untuk penyeimbang pada sebuah arah sudut Tripod, untuk sebagai kaki untuk berpijaknya sebuah teleskop diatas suatu permukaan, Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem Jenis-Jenis Teleskop Umumnya, teleskop terbagi menjadi tiga jenis, yaitu 1 Teleskop refraktor Teleskop repraktor merupakan teleskop bias yang terdiri dari beberapa Ibid, h. 98 Ibid, h. 99 Ibid, h. 102 kaca lensa sebagai alat yang digunakan untuk menangkap cahaya dan menjalankan fungsi teleskop. Teleskop bias terdiri dari dua lensa cembung, yaitu sebagai lensa objektif dan okuler. Sinar yang masuk kedalam teropong dibiaskan oleh lensa. Oleh karena ituu, teropong ini disebut teleskop jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh Galileo Galilei tahun 1609 dengan ukuran yang kecil dan pembesaran yang kecil pula, hanya berkisaran antara 3 hingga 30 kali. Pada zaman sekarang teleskop refraktor itu sudah bisa dibuat dengan ukuran yang lebih teliti, pembesaran lbih besar dan ukurannya pun bisa jauh lebih besar. Sebagai contoh, teleskop refraktor Zeiss di Observatorium Bosscha yang mempunyai lensa obyektif berdiameter 600 Teleskop reflektor Teleskop reflektor merupakan teleskop yang menggunakan cermin sebagai pengganti terhadap lensa untuk menangkap cahaya dan memantulkannya. Teleskop reflektor Ibid, h. 111-112 Chatief Kunjaya, Suplemen Astrofisika Untk SMA, 2014, h. 56 Hariyadi Putraga, Astronomi Dasar, 2016, h. 106 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 sangat tepat digunakan untuk pengamatan objek-objek deepsky seperti nebula, galaksi, opencuster dan komet karena untuk “light gathering” teleskop reflektor jauh lebih baik dari pada teleskop refraktor sehingga objek-objek yang mempunyai intensitas cahaya kecil dapat terlihat dengan Teleskop catadioptrik Merupakan teleskop yang mempunyai sistem kerja yang tidak jauh beda dengan dua jenis teleskop diatas. Karena teleskop ini merupakan penggabungan dari teleskop refraktor dan reflektor, yang menggunakan dua media untuk pengumpulan cahayanya, yaitu cermin dan Cara Kerja Teleskop Cara kerja teleskop prinsipnya hanyalah mengumpulkan cahaya, apakah itu menggunakan lensa yaitu pada teleskop refraktor dan menggunakan cermin pada teleskop reflektor. Teleskop reflektor menggunakan cermin cekung, yang akan merefleksikan cahaya dan tentang Teleskop Optik, diakses 18 April 2019 Ibid, h. 114 bayangan gambar yang diarahkan oleh teropong, cermin cekung ini akan menambah jangkauan sehingga dapat melihat benda yang jauh. Teleskop reflektor memiliki kelemahan yang terkadang dapat menimbulkan bayangan yang tampak menjadi tidak fokus. Lensa utama akan mengumpulkan bayangan benda dan juga cahaya yang datang, kemudian disampaikan ke retina mata melalui media rekfraksi. Media refraksimata ada lima, yaitu cahaya dan bayangan yang masuk akan sampai terlebih dahulu ke kornea lapisan terluar mata, kemudian ke humor aquos, pupil, vitreus body, dan terakhir ke retina. Setelah sampain di retina bayangan tersebut dikirimkan melalui saraf penglihatan ke otak. Barulah seseorang dapat menginterpretasikan gambar tersebut. 5. Prinsip Kerja Teleskop Teleskop teropong digunakan untuk melihat benda-benda besar yang letaknya jauh. Fungsi teleskop untuk Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 membawa bayangan benda yang terbentuk lebih dekat sehingga tampak benda lebih besar. Pada tahun 1608, Hans Lippershey ilmuwan Belanda berhasil membuat teleskop. Pada tahum 1611, seorang ilmuwan Italy, Galileo berhasil membuat teropong dengan perbesaran sampai dengan 30 kali. Galileo adalah orang pertama yang menggunakan teleskop untuk mengamati benda-benda langit. Dia berhasil mengamati adanya pegunungan di Bulan dan bulan-bulan yang mengitari planet Yupiter. Teleskop ini lebih sering digunakan untuk mengamati benda-benda langit sehingga sering disebut teleskop astronomis. Gambar diagram sketsa teleskop astronomis Tipler, 1991 Teleskop ini terdiri atas dua lensa positif. Lensa positif yang dekat dengan benda disebut lensa objektif, yang berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda sejati dan terbalik. Lensa yang dekat dengan mata disebut lensa mata atau lensa okuler yang berfungsi sebagai kaca pembesar sederhana untuk melihat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Letak benda sangat jauh sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif berada pada titik fokus lensa tersebut, dan jarak bayangan sama dengan panjang fokus lensa teropong bintang, pasti ada yang namanya perbesaran lensa. Hal itu bisa kita dapatkan dengan M = Perbesaran teropong bintang α = Sudut pengamat ke bintang tanpa teropong o Β = Sudut pengamat ke bintang dengan teropong o Persamaan ini bisa kita sederhanakan menjadi; h = tinggi objek m Karena S’ob = fob, maka; Ibid, h. 127-130 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Lalu, bagaimana cara untuk mencari panjang teleskop? Bisa kita temukan dengan menggunakan rumus berikut Karena S’ob = fob, maka hal ini juga berarti d = panjang teropong bintang m S’ob = Jarak bayangan ke lensa objektif Sok = Jarak benda ke lensa okuler Dalam pengembangan selanjutnya, para ilmuwan berhasil mengganti lensa objektif suatu teleskop dengan sebuah cermin cekung besar yang berfungsi sebagai pemantul cahaya. Teleskop ini disebut teleskop pantul. Teleskop pantul terdiri atas satu cermin cekung besar, satu cermin datar kecil dan satu lensa cembung untuk mengamati benda, seperti ditunjukkan pada Gambar berikut. Gambar diagram sinar teleskop pantul untuk pengamatan benda langit Contoh perbesaran teleskop Jika kita mempunyai teleskop dengan panjang lensa obyektif nya adalah 1200 mm dan panjang fokus untuk okuler adalah 12 mm maka perbesaran yang terdapat pada teleskop adalah Dik fo = 1200 mm = 120 cm fe Sok= 12 mm = cm dit M...? Jawab M = 120 cm / cm = 100 kali pembesaran Jadi pembesaran pada teleskop tersebut adalah 100 kali pembesaran 6. Teleskop optik terkenal 1 Hubble Space Telescope mengorbit di luar atmosfer bumi untuk dapat mengizinkan Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 pengamatan yang tidak terganggu oleh refraksi, dengan itu dia dapat difraksi terbatas dan digunakan untuk meliputi ultraungu UV dan inframerah. 2 Very Large Telescope VLT, pada 2002, merupakan pemegang rekor dalam ukuran, dengan empat teleskop berukuran masing-masing 8 meter. Keempat teleskop, milik ESO dan terletak di gurun Atacama di Chili, dapat beroperasi bersama atau individual. 3 Overwhelmingly Large Telescope atau OWL yang direncanakan akan memiliki aperture 100 meter dalam diameter. 4 Hale telescope 200 inch m di Gunung Palomar adalah sebuah teleskop riset konvensional yang merupakan terbesar untuk beberapa tahun dulunya. Dia memiliki cermin borosilikat Pyrex™ yang terkenal amat sulit dibuat. 5 Hooker Telescope 100 inch m di Observatorium Gunung Wilson digunakan oleh Edwin Hubble untuk menemukan galaksi dan redshift. Cerminnya terbuat dari gelas hijau oleh Saint-Gobain. Sekarang merupakan sebagian dari apertur sintetis bersamaan dengan beberapa teleskop Gunung Wilson lainnya, dan masih berguna untuk riset tingkat tinggi. 6 Teleskop Yerkes m di Wisconsin adalah refraktor terarah terbesar yang digunakan. 7 Refraktor Nice m di Prancis yang beroperasi pada 1888 merupakan teleskop terbesar pada masa itu. Ini merupakan terakhir kalinya teleskop berguna terhebat di dunia yang terletak di Eropa. Dia dikalahkan satu tahun kemudian oleh refraktor 0,91m di Obersvatorium Teleskop Radio Teleskop radio adalah bentuk antena radio directional yang digunakan dalam radio astronomi. Jenis antena yang digunakan sama seperti dalam tentang Teleskop Optik, diakses 18 April 2019 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 pelacakan dan pengumpulan data dari satelit dan pesawat antariksa. Dalam peran astronomi, teleskop radio berbeda dari teleskop optik, teleskop radio beroperasi dibagian frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik di mana teleskop tersebut dapat mendeteksi dan mengumpulkan data tentang sumber-sumber radio. Teleskop radio biasanya berbentuk antena parabola besar "piring" digunakan secara tunggal atau dalam array. Observatorium radio biasanya terletak jauh dari pusat-pusat pemukiman penduduk untuk menghindari interferensi elektromagnetik EMI dari radio, TV, radar, dan perangkat memancarkan EMI lainnya. Hal ini mirip dengan locating teleskop optik untuk menghindari polusi cahaya, dengan perbedaan adalah bahwa observatorium radio sering ditempatkan dalam lembah untuk lebih melindungi mereka dari radio dimulai pada tahun 1931 ketika Karl Jansky dari Bell Telephone laborary menemukan gangguan radio yang tak jelas sumbernya pada percobaab denga antene untuk hubungan radio tentang Teleskop Radio, diakses 18 April 2019 gelombang pendek. Pada mulanya ia menduga gangguan ini berasal dari matahari, tetapi kemudian Jansky mendapatkan bahwa gangguan itu berasal dari arah tetap di langit yaitu dari arah rasi Sagitarius. Maka Jansky pun yakin bahwa ia menangkap gelombang radio kosmik dari pusat galaksi kita. Walaupun penemu pertama kali adalah Jansky tetapi orang yang merancang dan membuat teleskop radio yang pertama kali adalah Grote Reber pada pertengahan tahun 1930-an. Setelah perang dunia kedua, astronomi radio berkembang dengan radio merupakan suatu alat yang digunakan untuk menangkap sinyal radio yang dipancarkan dari benda-benda langit. Perbedaan mendasar dari teleskop radio dan teleskop optik pada umumnya yang biasa kita lihat adalah pada sinyal yang ditangkap. jika teleskop optik menangkap gelombang elektromagnetik yang berupa cahaya maka teleskop radio menangkap gelombang elektromagnetik yang berupa sinyal radio. Winardi Sutantyo, Astrofisika Mengenal Bintang. 1984, h. 32-33 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Dari perbedaan sinyal yang ditangkap, maka bentuk alat yang digunakan untuk menangkap sinyal itu juga berbeda. yang pertama yaitu teleskop optik. teleskop ini menggunakan lensa atau cermin sebagai komponen utamanya untuk mengumpulkan cahaya. cahaya yang terkumpul ini kemudian diteruskan ke detektor optik yang berupa mata manusia atau kamera. dari detektor ini akan tampak berupa gambar dua dimensi dari objek yang kita lihat. Sedangkan untuk teleskop radio, alat utama untuk mengumpulkan sinyal radio adalah parabola. dari parabola ini kemudian sinyal radio diarahkan ke antena kecil sebagai detektornya. Benda yang bisa diamati dengan teleskop radio juga berbeda dengan benda yang bisa diamati dengan teleskop optik. tidak semua benda yang bisa diamati dengan teleskop radio bisa diamatai dengan teleskop optik, begitu juga sebaliknya. Teleskop radio yang digunakan untuk pengamatan pada panjang gelombang radio adalah teleskop pantul, dimana cermin utamanya dibuat berbentuk parabola. Cahaya yang datang ke teleskop akan dipantulkan ke sebuah titik fokus. Di titik fokus tersebut terdapat sebuah antena yang berfungsi untuk mengubah gelombang radio menjadi arus listrik yang kemudian diperkuat dan dikirim ke pemroses data untuk dianalisis. Kelebihan dari teleskop radio adalah tidak terpengaruh oleh turbulensi atmosfer, dapat digunakan pada saat siang hari dan langit mendung. Hal ini dikarenakan gelombang radio dapat menembus awan. Namun kelemahan dari teleskop ini adalah adanya gangguan dari stasiun - stasiun pemancar gelombang radio komersial atau amatir. Teleskop radio bekerja dalam gelombang yang lebih panjang daripada gelombang optik. Hal ini menyebabkan daya pisah yang dimiliki teleskop radio sangat rendah. Jika dengan menggunakan teleskop optik kita dapat menentukan sumber pancaran di langit dengan cukup akurat, teleskop radio hanya dapat menentukan daerah tempat sumber pancaran tersebut berada. Gelombang radio yang memiliki panjang gelombang 20 cm, memiliki panjang gelombang kali lebih panjang dibandingkan panjang gelombang optik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan daya pisah yang setara Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 dengan teleskop optik, teleskop radio harus memiliki diameter kali lebih besar. Untuk memisahkan jarak di langit sebesar 1 detik busur dalam panjang gelombang radio 20 cm, maka harus digunakan teleskop radio yang berdiameter 40 km. Masalah daya pisah ini kemudian dipecahkan dengan suatu teknik yang dikenal dengan teknik adalah teknik superimposisi menempatkan satu citra di atas citra lain gelombang biasanya elektromagnetik untuk mendapatkan informasi mengenai gelombang tersebut. Interferometri merupakan teknik investigasi yang penting dalam bidang astronomi, serat optik, metrologi teknik, metrologi optik, oseanografi, seismologi, kimia, mekanika kuantum, fisika nuklir, fisika partikel, fisika plasma, penginderaan jauh, interaksi biomolekular, pemrofilan permukaan, mikrofluidika, pengukuran tekanan mekanik, dan velosimetri. Interferometer seringkali digunakan dalam bidang sains dan industri untuk mengukur perpindahan kecil, perubahan indeks reefraktif, iregularitas tentang Teleskop Radio, diakses 18 April 2019 permukaan, dan semacamnya. Sementara itu, cara kerja interferometer astronomis adalah dengan menggabungkan sinyal dari dua atau lebih umumnya, sebuah teleskop radio memiliki komponen-komponen berikut ini 1 Antena Antena berfungsi untuk mengumpulkan sinyal radio, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Umumnya antena yang digunakan pada teleskop radio berbentuk dipol atau parabola. Pemilihan jenis antena didasarkan pada panjang gelombang atau frekuensi yang ingin diamati. 2 Amplifier Umumnya antena sebuah teleskop radio ditempatkan agak jauh dari work station di mana receiver berada. Sinyal dari antena ditransmisikan ke receiver menggunakan kabel coaxial atau waveguide. Pada saluran transmisi ini terjadi pengurangan daya sinyal yang disebabkan oleh hambatan resistance saluran transmisi itu sendiri. Dan mengingat daya yang diterima antena dari objek-objek astronomi amat kecil, tentang Interferometri, diakses 18 April 2019 Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 maka amat penting untuk menguatkan sinyal yang akan ditransmisikan, agar dapat dideteksi oleh receiver. Oleh karena itu, umumnya setelah antena ditempatkan sebuah amplifier, yang disebut pre-amplifier atau pre-amp. Menempatkan amplifier tambahan pada receiver juga umum dilakukan, untuk memperjelas sinyal yang sampai di receiver, sebelum diproses lebih lanjut. 3 Band-pass Filter Gelombang radio bukanlah ranah milik dunia astronomi saja, melainkan juga digunakan dalam sistem komunikasi. Dunia astronomi harus berkompromi dengan kepentingan publik dalam memanfaatkan gelombang radio, setidaknya hingga frekuensi belasan gigahertz. Oleh karena itu, daerah frekuensi pengamatan pada astronomi radio haruslah dipilih dengan baik agar sinyal yang ingin diamati tidak diinterferensi oleh sinyal komunikasi, kecuali jika lokasi pengamatan berada sangat jauh dari peradaban, dan daerah frekuensi pengamatan berada di luar rentang frekuensi komunikasi satelit. International Telecommunication Union ITU telah menetapkan rentang-rentang bandwidth frekuensi yang dijamin untuk kepentingan dunia astronomi. Dan rentang-rentang ini bukanlah rentang yang lebar. Sehingga bandwidth frekuensi pada pengamatan astronomi radio haruslah dibatasi agar tidak diinterferensi. Disinilah terletak pentingnya komponen band-pass filter, yaitu untuk membatasi bandwidth frekuensi yang diamati. Disisi lain, bandwidth yang sangat sempit akan berimbas pada lemahnya intensitas sinyal yang dideteksi lihat kembali satuan intensitas di atas. Selain itu membuat filter untuk bandwidth yang amat sempit sangat sulit, apalagi jika filter tersebut dirancang berdasarkan ketersediaan komponen dasar misalnya resistor, kapasitor, transistor, dll yang dijual di pasaran. Oleh karena itu, umumnya filter dibuat cukup lebar, tetapi masih berada di luar daerah frekuensi yang digunakan untuk sistem komunikasi. Walaupun begitu, filter dengan bandwidth yang sangat kecil tetap ada kegunaannya, yaitu untuk melakukan pengamatan spektrum radio spektroskopi. Teleskop radio yang digunakan untuk keperluan ini disebut Radio Spectograph. Tentunya Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 bandwidth yang amat sempit harus dikompensasi oleh komponen lainnya, misalnya amplifier yang memiliki noise yang sangat kecil sehingga amplifikasi yang besar tidak disertai dengan noise yang juga besar, dan detector yang sangat sensitif. 4 Mixer Pengamatan dalam astronomi radio dapat dilakukan pada frekuensi sekitar 10 MHz hingga beberapa ratus GHz. Sinyal dengan frekuensi yang amat tinggi tersebut sulit untuk dianalisis. Oleh karena itu, biasanya sinyal yang diterima diubah frekuensinya menjadi frekuensi yang lebih rendah mix-down dengan menggunakan mixer. Perubahan frekuensi tersebut tidak mengubah parameter-parameter sinyal lainnya sehingga tetap merepresentasikan kondisi sesungguhnya. 5 Detector Di dalam receiver, sinyal biasanya direpresentasikan dalam bentuk tegangan voltage. Namun yang sebenarnya ingin diukur oleh astronom adalah intensitas daya atau rapat daya. Oleh karena itu, pada teleskop radio detector yang biasa digunakan adalah jenis Square Law Detector, karena dapat secara langsung memberikan gambaran mengenai daya atau rapat daya sinyal berdasarkan tegangan yang dibaca pada detector tersebut. Keuntungan lain menggunakan detector jenis ini adalah bahwa detector jenis ini bekerja dengan baik justru untuk mendeteksi sinyal yang kecil, sekitar -20 hingga -60 dBm. Sehingga amplifikasi sinyal pada amplifier tidak harus sangat besar. Contoh detector jenis ini adalah dioda Schottky. Komponen lain yang juga umum ditemui pada sebuah teleskop radio adalah Integrator, yaitu komponen yang berfungsi mengakumulasi sinyal yang direkam dalam suatu interval waktu. Komponen ini amat berguna dalam pengamatan untuk mendeteksi objek-objek yang sangat redup pada panjang gelombang radio. Data hasil pengamatan tentu perlu disimpan. Saat ini umumnya komputer digunakan sebagai recorder, karena memudahkan proses analisis data. Namun pita magnetik juga masih digunakan, terutama dikalangan astronom-astronom amatir. Umumnya pita magnetik digunakan untuk merekam data Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 variabilitas intensitas sinyal radio dari sebuah objek Kesimpulan Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Teleskop optik terbagi menjadi tiga jenis yaitu teleskop refraktor, teleskop reflektor, dan teleskop katadioprik. Teleskop radio adalah teleskop yang mengunakan antena sebagai penangkap frekuensi radio dari spektrum elektromagnetik di mana teleskop tersebut dapat mendeteksi dan mengumpulkan data tentang sumber-sumber radio. Daftar Pustaka Adriana Wisni Ariasti, Fajar Dirghantara dan Hakim Luthfi Malasan. 1995. Perjalanan Mengenal Astronomi. Bandung ITB tentang Astronomi Radio, diakses 18 April 2019 Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. 2016. Khazanah Astronomi Islam Abad Pertengahan Deskripsi-Historis Tentang Tradisi, Inovasi, dan Kontribusi Peradaban di Bidang Astronomi. Purwokerto UM Purwokerto Press. Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar. 2019. Astronomi Muslim Sepajang Sejarah Peradaban Biografi Intelektual, Karya, Sumbangan, dan Penemuan. Yogyakarta Suara Muhammadiyah. Chatief Kunjaya. 2014. Suplemen Astrofisika Untuk SMA. _ PT. Trisula Adisakti. Hariyadi Putraga. 2016. Astronomi Dasar. Medan Prima Utama Robin Kerrod. 2005. Astronomi. Erlangga Tim OIF UMSU. 2016. Ensiklopedia OIF UMSU Profil, Karya, Aktifitas & Deskripsi Instrumen-Instrumen Astronomi. Medan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Winardi Sutantyo. 1984. Astrofisika Mengenal Bintang. Bandung ITB Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence AL-MARSHAD JURNAL ASTRONOMI ISLAM DAN ILMU-ILMU BERKAITAN ISSN 2442-5729 print ISSN 2598-2559 online DOI Vol. 5, No. 1 Juni 2019 Wikipedia. org. tentang Astronomi Radio. diakses pada 18 april 2019. tentang Teleskop Radio. diakses pada 18 april 2019. tentang Teleskop Optik. diakses pada 18 april 2019. tentang Interferometri. diakses pada 18 april 2019. ... 2 Focusing light to create a sharp image. 3 To enlarge the image Irvan & Hermawan, 2019. ...... So, it is expected that this experiment can invite teachers and fellow educators to be able to maximize the facilities that are already available. [3] In addition, the use of telescopes for learning media is expected to improve the understanding and motivation of learners' learning, considering that there are still often misconceptions in optic materials, especially in sub-chapter of microscope and telescope materials. According to Munawaroh et al., 2016 in sub-chapter of microscope and telescope material occurs as large as of students experience misconceptions. ...Devi Eka Wardani MeganingtyasVina SerevinaAngestu HeriyosoMuhammad RijaluddinA study on the use of telescopes has been conducted on high school students. The purpose of this experiment is to find out how much influence the use of a telescope has on student’s understanding and learning motivation. In this experiment, the common ground or terrestrial telescopes were used. The experiment used the Class Action Research PTK method. The results of this experiment were considered satisfactory because they succeeded in increasing student’s understanding and motivation to KunjayaChatief Kunjaya. 2014. Suplemen Astrofisika Untuk SMA. _ Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisenceWinardi SutantyoWinardi Sutantyo. 1984. Astrofisika Mengenal Bintang. Bandung ITB Copyright 2018. Al-Marshad Jurnal Astronomi Islam dan Ilmu-Ilmu Berkaitan. This is an open acces article under the CC-BY-SA lisence 89
Padatahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California, seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu temuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum.
Daftar Isi Pengertian IPTEK Hubungan Pengetahuan dan Teknologi Manfaat IPTEK Mempermudah komunikasi Mempermudah pekerjaan manusia Waktu yang digunakan lebih efisien Membantu meningkatkan dan memanfaatkan sumber energi baru yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia Sumber daya alam yang ada di bumi lebih mudah dikelola dengan optimal dan berkualitas. Jenis-Jenis IPTEK 1. Kesehatan 2. Astronomi 3. Komunikasi IPTEK adalah ilmu yang mempelajari perkembangan teknologi berdasarkan ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya perkembangan global, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan membentuk banyak manfaat yang didapatkan dari IPTEK dan jenis-jenisnya pun beragam. Ketahui informasinya berikut buku Tiga Inovasi Pembangun Negeri, IPTEK merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. IPTEK berisi sumber informasi yang bisa meningkatkan pengetahuan alam atau menjadi wawasan seseorang dalam bidang teknologi. IPTEK memiliki semua hal yang berhubungan dengan teknologi. Hal tersebut mencakup penemuan baru yang bersangkutan dengan teknologi atau merupakan perkembangan di bidang teknologi itu Pengetahuan dan TeknologiIPTEK merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan buku Perubahan Pengetahuan Teknologi Mendukung Kualitas Sumber Daya Manusia di Era New Normal, teknologi menggunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah. Sebaliknya, ilmu pengetahuan menggunakan teknologi untuk membuat penemuan dari ilmu pengetahuan adalah menjawab pertanyaan dan tujuan teknologi adalah menemukan solusi untuk sebuah masalah. Dengan tujuan tersebut, ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan. Masing-masing saling membantu untuk sebuah ilmu pengetahuan ilmiah digunakan untuk menciptakan teknologi seperti teleskop luar angkasa. Sementara teknologi memungkinkan para ilmuwan mengeksplorasi dan menjelajah galaksi serta IPTEKDampak IPTEK yang paling dirasakan manusia adalah membuat hidup lebih mudah. Selain itu, berikut manfaat IPTEK lainnyaMempermudah komunikasiMempermudah pekerjaan manusiaWaktu yang digunakan lebih efisienMembantu meningkatkan dan memanfaatkan sumber energi baru yang berguna bagi kelangsungan hidup manusiaSumber daya alam yang ada di bumi lebih mudah dikelola dengan optimal dan IPTEKMengutip Buku Isu-isu Kritis Pendidikan, berbagai jenis IPTEK bisa digunakan oleh masyarakat. Misalnya, dalam bidang kesehatan, astronomi dan KesehatanIPTEK digunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, penanganan penyakit, perbaikan gizi, kecukupan farmasi, dan menjaga kesehatan lingkungan. IPTEK juga berperan penting dalam perbaikan jaringan informasi seputar itu, IPTEK memungkinkan perbaikan dalam bidang teknologi dan alat-alat kedokteran. Beberapa rumah sakit bahkan melakukan penelitian pemanfaatan Radio Immuno Assay atau alat diagnosa dengan teknik AstronomiPerkembangan astronomi identik dengan kemajuan penerapan IPTEK di Indonesia. Masyarakat tentu tak asing dengan Observatorium Bosscha yang diresmikan pada 7 Juni 1928. Observatorium ini memiliki teropong besar dengan refraktor ganda berdiameter 60 Bosscha menjadi salah satu penegak ilmu astronomi di Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, Bosscha diupayakan tetap jadi pusat astronomi sebagai situs ilmiah yang keutuhan dan nilainya selalu terlindungi dan menjadi sumber informasi astronomi untuk KomunikasiBanyaknya penemuan teknologi mendorong kemajuan di bidang komunikasi dan informasi. Pada tahun 1906, sebagai pengganti dalam pengiriman morse, pemancar radio pertama kali dibuat untuk menyiarkan lagu-lagu natal. Berikutnya tercipta televisi, gambar bergerak yang digabung dengan teknologi pemancar 1928, Vladimir K. Zworykin, ahli fisika dari Rusia mendemonstrasikan televisi elektronik pertama. Selanjutnya pada tahun 1960, echo I berhasil menerima gelombang radio dari bumi dan memancarkan kembali ke bumi. Saat itu mulai diluncurkan satelit ke luar pemaparan mengenai pengertian IPTEK, manfaat dan jenis-jenisnya. Tanpa adanya ilmu pengetahuan, tak ada perkembangan teknologi dan kemajuan peradaban manusia. Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan" [GambasVideo 20detik] elk/row
Dampakpositif pengembangan ilmiah dan teknologi dalam astronomi, terutama dalam ranah optik dan elektronik, telah menjadi hal mendasar bagi kehidupan kita sehari-hari, seperti komputer (PC), satelit komunikasi, telepon seluler (ponsel), Global Positioning Systems(GPS), panel surya dan pemindai Magnetic Resonance Imaging(MRI).
Penemu teleskop – Bagi sebagian orang mungkn sudah tahu apa yang dimaksud dengan teleskop atau sebuah alat-alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda langit atau hal-hal yang berhubungan dengan angkasa. Biasaya teleskop ini hanya ada di beberapa pusat penelitian atau tempat untuk melakukan obesrvasi terhadap benda-benda langit atau dikenal juga dengan nama observatorium. Oleh karena itu, hanya sebagian orang saja yang benar-benar mahir dalam menggunakan teleskop. Teleskop yang ada di obervatorium ini pada umumnya bersifat permanen atau tak bisa dipindahkan dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya. Selain itu, biasanya teleskop yang bersifat permanen ini terletak di dalam gedung yang tertutup dengan kubah. Kubah yang menutupi teleskop biasanya bisa berputar atau bisa dilepaskan. Memang benar, untuk menggunakan teleskop dibutuhkan kemampuan khusus dan biasanya teleskop ada di observatorium. Namun, kita sebagai orang awam yang belum bisa menggunakan teleskop ternyata dapat mempelajarinya di beberapa observatorium yang ada di Indonesia. Pada umumnya, ketika melihat teleskop kita harus datang ke observatorium. Maka dari itu, kita akan dijelaskan tentang cara menggunakan teleskop oleh orang ahli yang ada di sana, sehingga kita bisa mengetahui banyak hal tentang teleskop. Di Indonesia, ada beberapa observatorium yang memiliki teleskop, seperti observatorium Bosscha, obervatorium Jakarta Planetarium, Planetarium Yogyakarta, Planetarium Jagad Raya Tenggarong, dan observatorium Timau. Berbicara tentang teleskop rasanya kurang lengkap kalau tidak membahas tentang penemu dari teleskop dan fungsi dari teleskop itu sendiri. Penemu teleskop bernama Hans Lippershey yang kemudian dikembangkan kembali oleh Galileo Galilei. Hingga saat ini, teleskop terus mengalami perkembangan, sehingga semakin banyak yang menggunakannya sebagai penelitian terutama yang berkaitan dengan benda-benda langit. Nah, pastinya kamu ingin tahu lebih dalam tentang penemu teleskop dan fungsinya. Jadi, segera baca artikel ini sampai habis ya. Pengertian TeleskopPenemu Teleskop1. Hans Lippershey2. Galileo Galilei3. Edwin Powell HubbleJenis-Jenis Teleskop1. Teleskop Refleksi atau Reflektor2. Teleskop Refraksi atau Refraktor3. Teleskop Catadioptrik4. Teleskop RadioKesimpulanKategori BiografiMateri Terkait Pengertian Teleskop Berbicara tentang teleskop pasti selalu berkaitan dengan bidang astronomi karena ketika ingin melihat benda-benda di langit, maka kita akan menggunakan teleskop. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, teleskop adalah teropon besar untuk melihat barang yanga jauh bintang. Jadi, dapat dikatakan bahwa teleskop itu sendiri bagian dari teropng. Selain itu, dikutip dari buku Ensiklopedia Penemu dan Penemuan, teleskop adalah sebuah instrumen atau alat pengamatan yang fungsinya untuk mengumpulkan radiasi elektromagnetik serta membentuk citra dari benda yang diamati. Dengan menggunakan teleskop ketika melihat benda-benda langit, maka benda-benda langit tersebut akan terlihat besar walaupun jaraknya sangat jauh. Dalam hal ini, benda-benda langit yang dimaksud biasanya berupa bintang dan bulan. Oleh sebab itu, kita akan diberi kemudahan untuk mengamati benda-benda langit ketika menggunakan teleskop. Hal ini dapat terjadi karena teleskop mempunyai kemampuan untuk memperkuat cahaya sekaligus memperbesar bayangan. Kemampuan teleskop dalam melihat benda-benda langit terutama bintang dan bulan ini memang sangat membantu pengamatan yang dilakukan oleh para peneliti. Selain itu, teleskop juga bisa membuat orang-orang awam bukan peneliti astronomi dapat melihat bintang. Maka dari itu, teleskop ini sering dijuluki sebagai teropong bintang. Dengan demikian, alat teleskop yang merupakan teropong bintang ini bisa membantu manusia untuk melihat benda-benda langit dengan mata telanjang. Apakah kamu pernah melihat benda-benda langit menggunakan teleskop? Mungkin bisa mencoba untuk melakukannya di observatorium, seperti planetarium yang ada di Jakarta atau planetarium yang ada di Jogja. 1. Hans Lippershey Hans Lippershey atau biasa dikenal juga dengan nama Johan Lippershey. Saat ini, beliau juga dikenal dengan nama Lipperrsehy. Leippershey adalah seorang yang megerti tentang lensa, sehingga ia pandai dalam membuat lensa. Lippershey lahir pada tahun 1570 di Wesel atau di bagian barat Jerman, ia merupakan seseorang yang memiliki darah campuran, yaitu dariah Jerman dan darah Belanda. Lippershey lebih memilih untuk menetap di Middleburg, ibukota provinsi Zeeland semasa hidupnya. Hingga pada akhirnya, di tahun 1594, beliau menikah dan lebih memilih untuk menjadi warga negara Zeeland pada tahun 1602. Pada suatu waktu, Hans Lippershey yang merupakan seseorang ahli dalam bidang lensa ingin melakukan hal untuk memperbesar objek, kemudian ia memegang lensa di depan lensa lain. Setelah itu, kedua lensa yang tadinya dipegang mulai diletakkan di dalam tabut yang terbuat dari bahan kayu. Dari percobaan itu, Hans Lippershey dipercaya mencetuskan ide pengkombinasian antara lensa yang satu dengan lensa yang lainnya. Selain itu, dari percobaan itu juga terbentuklah komunitas pembuat kaca. Pada dasarnya, belum ada catatan atau literatur yang pasti yang mengatakan bahwa Hans Lippershey adalah seseorang yang menciptakan teleskop. Meskipun hal itu masih menjadi perdebatan, tetapi banyak juga yang meyakini bahwa Lippershey adalah penemu dari teleskop. Keyakinan ini berdasarkan adanya catatan yang pernah ditulis oleh Hans Lippershey pada tanggal 2 Oktober 1608 yang berusaha untuk mendapatkan hak paten atas penemuan teleskop. Akan tetapi, ternyata Lippershey gagal mendapatkan atau menerima hak patennya atas temuan teleskopnya. Hal ini dikarenaka pada saat itu sudah banyak ditemukan penemuan teleskop. Oleh sebab itu, mereka berangapan bahwa alat teleskop atau teropong bintang bukanlah temuan dari Hans Lippershey. Meskipun, gagal mendapatkan hak paten dari penemuan teleskop. Tetapi Lippershey tetap diberi hadiah oleh Pemerintah Belanda atas duplikat dari desainnya. Hadiah itu bernama “The Dutch Perspective Glass”. Teropong bintang yang sudah ditemukan oleh Lippershey hanya mampu memperbesar tiga kali pembesaran saja. Kemunculan ide untuk mendapatkan hak paten atas temuannya ini terletak pada bagian akhir laporan yang ingin diberikan kepada Kedutaan Belanda dari Kerajaan Siam. Pada saat itu, Kerajaan Siam dipimpin oleh seorang raja bernama Ekasthotsarot. Kemudian, laporan diplomatik tersebut mulai disebarluaskan ke tanah Eropa dan memberikan arahan kepada semua ilmuwan untuk memodifikasi teleskop Lippershey. Cerita tentang Hans Lippershey menemukan alat teleskop ada beberapa versi. Versi kesatu ini menggambarkan Hans Lippershey sedang melihat sekaligus mengamati anak-anak yang asyik bermain menggunakan lensa yang ada ditokonya, kemudian ia sambil berkata, “bagaiman mereka bisa menjauh, kemudian mendekat pada saat dilihat lewat dua lensa.” Versi lainnya, menjelaskan bahwa Hans Lippershey menemukan ide untuk membuat teleskop atau Hans Lippershey menduplikasi penemuan dari orang lain. Apapun versinya, tetap belum ada yang tahu pasti bagaiman teleskop dapat diciptakan oleh Hans Lippershey. Namun, hal yang perlu digarisbawahi dari penemuan teleskop yang diyakini ditemukan oleh Lippershey adalah teleskop terdiri dari dua lensa cembung dengan gambar terbalik atau lensa cembung untuk melihat objek dan lensa cekung diletakkan di mata, sehingga gambar yang dilihat menjadi tegak. Hans Lippershey, tinggal dan menetap di Middleburg hingga akhir hayatnya. Beliau menghembuskan napas terakhirnya pada September 1619. 2. Galileo Galilei Galileo Galilei adalah seorang ilmuwan sekaligus penemu yang namanya sudah dikenal oleh banyak orang. Sumbangsih beliau dalam bidang keilmuan bisa dikatakan sudah cukup banyak, salah satu penemuannya yang cukup terkenal dan digunakaan hingga saat ini adalah teleskop. Galileo Galilei lahir di Pisa, Italia pada tanggal 15 Februari 1564. Galileo Galilei merupakan seorang ilmuwan yang berkebangsaan Italia. Setelah satu tahun dari peristiwa Hans Lippershey yang gagal mendapatkan hak paten dari teleskop, Galileo Galilei mulai mengembangkan teleskop yang telah ditemukan oleh Hans Lippershey. Maka dari itu, tak sedikit orang yang mengatakan bahwa Galileo Galilei merupakan seorang ilmuwan yang memiliki peran penting dalam penyempurnaan teleskop terutama teropong yang digunakan untuk benda-benda langit. Pada tahun, 1609, Galileo Galilei mulai mendengar kabar dari negeri Belanda bahwa di sana telah ditemukan sebuah alat keker yang terbuat dari bahan kaca. Setelah mendengar kabar itu, beliau mulai melakukan berbagai macam percobaan atau eksperimen agar bisa menirukan alat keker dari negeri Belanda. Dari hasil percobaan itulah, Galileo Galilei menciptakan sebuah alat berupa teropong bintang. Berkat temuannya itu, Galileo Galilei dapat melihat benda-benda langit yang ada di sekitar tata surya, seperti bintang, bulan, bumi, dan lain-lain. Meskpun teleskop Galileo Galilei sekilas sama dengan teleskop yang ditemukan di negeri Belanda, tetapi berkat Galileo Galilei, teleskop bisa digunakan untuk melihat benda-benda langit. Teleskop yang dikembangkan oleh Galileo Galilei ini termasuk ke dalam jenis teleskop refraksi. Teleskop refraksi memiliki lensa konveks yang terletak di bagian depan dan lensa cekung di bagian belakang. Selain itu, gambar yang dihasilkan dari teleskop refraksi ini kurang jelas atau buram. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan indeks refraksi dari dua lensa yang telah digabungkan. Dari teleskop refraksi yang masih memiliki kekurangan pada gambar yang buram, maka terciptalah teleskop refleksi. Teleskop refleksi memiliki dua cermin dan satu lensa. Penggabungan antara cermin dan lensa ini menjadi solusi dari permsalahan yang berkaitan dengan panjang tabung serta penyimpangan warna benda yang diamai. Galileo Galilei yang telah menciptakan teleskop yang dapat melihat benda-benda langit membuat dirinya sadar bahwa permukaan bumi tidak rata atau bisa dibilang berlubang-lubah, penuh kawah, dan gunung-gunung. Tidak hanya itu, dengan teleskop temuannya, Galileo Galilei juga beranggapan bahwa benda langit yang permukaannya tidak rata bukan hanya bumi melainkan hampir semua benda-benda langit memiliki permukaan yang tidak rata dan licin. Tidak hanya benda-benda langit saja yang diamati oleh Galileo Galilei, tetapi galaksi bima sakti juga diamati oleh dirinya. Galileo Galilei berpendapat bahwa galaksi bima sakati bukan sejenis kabut, tetapi berupa kumpulan dari banyak bintang yang jika dilihat dengan mata telanjang seperti membaur atau satu sama lain tidak saling menyatu. Galileo Galilei melakukan pengamtan terhadap planet yang terlihat dengan teleskop, yaitu planet Yupiter yang memiliki empat buah bulan atau satelit. Dari pengamatan itulah, Galileo Galilei berpendapat bahwa bukan hanya planet bumi saja yang mengitari planet lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teleskop yang disempurnakan oleh Galileo Galilei sangat bermanfaat untuk mengamati benda-benda langit atau hal-hal yang berhubungan dengan astronomi. Bahkan, teleskop atau teropong bintang itu telah digunakan oleh banyak orang di seluruh negara. 3. Edwin Powell Hubble Setelah mengalami perkembangan secara terus menerus, pada akhirnya terciptalah teleskop yang benar-benar bisa melihat benda-benda langit lebih jelas karena teleskop ini diletakkan di luar angkasa. Oleh sebab itu, teleskop ini juga dikenal dengan nama teleskop luar angkasa. Teleskop ini sebenarnya diciptakan oleh National Aeronautics and Space Administration atau biasa kita kenal dengan singkatan NASA. Meskipun diciptakan oleh NASA, tetapi teleskop yang tereltak di luar angkasa ini diberi nama teleskop Hubble, mengapa dinamakan seperti itu? Karena sebagai bentuk atau tanda penghargaan terhadap Edwin Powell Hubble yang sudah menemukan teleskop sebelumnya. Teleskop Hubble mulai dikirm ke luar angkasa untuk diorbitkan pada tanggal 24 April 1990. Dengan terciptanya teleskop Huble, maka pengamatan NASA terhadap benda-benda langit, tata surya, dan luar angkasa menjadi lebih mudah. Bahkan, bisa dikatakan bahwa teleskop ini merupakan teleskop andalan bagi NASA. Teleskop Hubble memiliki panjang 13 meter dan diameternya 4,27 meter serta berat dari teleskop ini 11 ton. Sementara itu, cermin dan lensa yang ada di dalam teleskop ini memiliki diameter 2,8 meter dan beratnya 826 kg. Cermi teleskop ini terbuat dari kaca silika yang sudah diberi lapisan oleh almunium murni yang berfungsi untuk merefleksikan cahaya. Selain itu, cermin pada teleskop ini juga dilapisi dengan magnesium florida. Adanya lapisan magnesium florida agar tidak terjadi oksidasi serta memberikan perlindungan terhadap lensa agar terhindar dari sinar ultraviolet. Apabila lensa terkena sinar ultraviolet, maka lensa teleskop akan rusak, sehingga gambar yang dihasilkan akan kurang baik. Teleskop ini mulai dirancang dan dibuat sejak tahun 1923, tetapi pelaksanaannya baru terjadi pada tahun 1970. Sebenarnya peluncuran teleskop ini rencananya dilakukan pada tahun 1983, tetapi setelah ada suatu insiden pesawat ulang alik Challenger, maka peluncuran teleskop ini dilakukan pada tahun 1990. Jenis-Jenis Teleskop Teleskop yang terus mengalami perkembangan, maka teleskop terbagi menjadi beberapa jenis, di antaranya. 1. Teleskop Refleksi atau Reflektor Teleskop Refleksi adalah teleskop yang menggunakan cermin melengkung untuk menggantikan lensa yang dapat mengumpulkan cahaya yang berasal dari bintang. Pada teleskop ini, cermin akan dibuat menjadi berbentuk cekung yang tajam ke bagian dalamnya. Cermin cekung ini berfungsi untuk memantulkan cahaya ke titik fokus yang terletak di bawah cermin. Pada umumnya, teleskop refleksi inii sangat bermanfaat untuk mengumpulkan cahaya yang berasal dari benda yang samar. 2. Teleskop Refraksi atau Refraktor Teleskop refraksi adalah teleskop yang menggunakan lensa untuk memperbesar benda atau objek. Selain itu, lensa kaca yang ada di teleskop refraksi berfungsi untuk membelokkan cahaya yang berasal dari bintang yang kemudian diteruskan ke titi fokus. Lensa yang digunakan pada teleskop ini biasanya lensa cembung yang di mana pada bagian tengahnya cukup tebal. Pada umumnya, teleskop refraksi yang sederhana lensa cembungnya berjumlah dua. 3. Teleskop Catadioptrik Teleskop catadioptrik adalah teleskop yang di mana cara kerjanya tidak jauh berbeda dari teleskop refleksi dan teleskop refraksi. Hal ini dikarenakan pada teleskop catadioptrik merupakan gabungan dari teleskop refleksi dengan teleskop refraksi. Dengan kata lain, teleskop ini memiliki cermin dan lensa dalam satu teleskop yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya. 4. Teleskop Radio Teleskop radio adalah teleskop yang memiliki bentuk berupa antena radio directional dan biasanya digunakan pada radio astronomi. Antena yang ada pada teleskop radio merupakan jenis antena yang sama saat digunakan ketika melakukan pelacakan serta melakukan pengumpulan data yang berasal dari satelit dan pesawat antariksa. Kesimpulan Tanpa adanya penemuan teleskop yang diciptakan oleh para ilmuwan, maka hingga saat ini kita tidak akan bisa melihat benda-benda langit seperti binta atau bulan dengan mata telanjang. Bahkan, para peneliti astronomi akan kesulitan melakukan pengamatan dan penelitian terhadap benda-benda di luar angkasa jika tidak menggunakan teleskop. Sumber Dari berbagai macam sumber ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
1 1SCES3033 BUMI DAN ANGKASA LEPAS Tugasan 2: Esei mengenai sumbangan ahli astronomi serta perkembangan teori dan teknologi angkasa lepas 1.0 Pengenalan Astronomi atau secara etimologi bererti ‘ilmu bintang’ adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosferanya.
- Ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK adalah ilmu terapan yang diciptakan manusia untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan. IPTEK merupakan gabungan definisi dari ilmu, ilmu pengetahuan, dan pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan. Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang kita ketahui. Ilmu merupakan hasil pemikiran manusia yang diperoleh dari pengalamannya. Ilmu pengetahuan bersifat metodis, sistematis, dan etimologi, seperti yang dilansir situs Kamus Besar Bahasa Indonesia, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan. Dapat dikatakan teknologi juga merupakan metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis dari buku elektronik Antropologi 2 Untuk SMA dan MA Kelas XII 200953 sebagaimana dikatakan Harvey Brooks mengenai teknologi, adalah sebagai pemakaian pengetahuan ilmiah untuk memproduksi barang-barang dengan jalan reproduksi. Sementara menurut Schon, teknologi adalah suatu cara dan suatu proses untuk membuat sesuatu yang dapat mengembangkan keterampilan manusia. Dalam kaitan ini teknologi merupakan kekuatan otonom yang mampu mengubah kehidupan manusia. Jenis-Jenis IPTEK dalam Kajian Antropologi Jenis-jenis IPTEK yang berkembang saat ini sudah dapat digunakan oleh masyarakat. Pada keadaan yang membutuhkan, manusia selalu melakukan inovasi. Misalnya dalam bidang kesehatan, seperti astronomi, teknologi, perhubungan, dan arsitektur. Mengenai jenis-jenis IPTEK adalah sebagai berikut1. KesehatanDalam bidang kesehatan masalah pelayanan kesehatan, penyakit, gizi, farmasi, dan kesehatan lingkungan menjadi perhatian pokok. Untuk itu telah ditingkatkan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi itu, di beberapa rumah sakit tertentu sedang dilakukan penelitian tentang pemanfaatan RIA Radio Immuno Assay, yaitu suatu alat diagnosa yang menggunakan teknik radioisotope. Dengan ini maka kesehatan masyarakat semakin meningkat dan angka kematian semakin AstronomiSelama ini sebagian masyarakat hanya mengetahui matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, tetapi tidak mengetahui ada apa sebenarnya di dalam matahari atau bagaimana terbentuknya matahari. Hal ini berkaitan dengan astronomi atau ilmu tentang matahari, bulan, bintang, dan planet-planet astronomi Nicolaus Copernicus, yang dikenal sebagai pelopor perkembangan IPTEK khususnya di bidang astronomi, berkenalan dengan ide-ide filsuf Yunani Aristarchus dari Samos abad ke-13 SM. Filsuf ini berpendapat bahwa bumi dan planet-planet lain berputar mengitari matahari. Copernicus jadi yakin dengan kebenaran hipotesa heliocentris teori tersebut dapat digunakan untuk membuat dugaan yang bisa dibuktikan dengan pengamatan astronomis. Teori ini lebih bermanfaat dibanding dengan teori-teori terdahulu yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Sehingga, ilmu astronomi menjadi lebih TeknologiBerbagai penemuan di bidang teknologi telah mendorong majunya informasi. Mesin ketik yang pertama kali dipatenkan adalah rancangan tiga orang Amerika, yaitu Christopher L. Sholes, Samuel Soule, dan Carlos Glidden 1868. Dunia elektronik semakin maju. Hal ini telah membuka babak baru bagi kegiatan ArsitekturArsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro perencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. - Pendidikan Kontributor Abraham WilliamPenulis Abraham WilliamEditor Ibnu Azis
5 Apa dampak penemuan teleskop terhadap perkembangan IPTEK di bidang astronomi? Jelaskan ! Latihan Soal Subtema 3 Muatan SBdP KD 3.4 Perhatikan gambar patung berikut untuk menjawab soal nomor 1-5! 1. Tema patung pada gambar di atas adalah 2. Bahan untuk membuat patung di atas adalah . 3. Jelaskan tentang teknik konstruktif yang kamu
JAKARTA - Sejak awal 2010 sampai 2019 banyak penelitian astronomi yang menghasilkan kemajuan luar biasa. Semakin banyak misteri alam semesta yang berhasil diungkapkan para ilmuwan. Berikut tiga penemuan astronomi paling besar dalam satu dekade Teleskop Luar Angkasa Hubble Menangkap Galaksi Terjauh Pada 3 Maret 2016 teleskop luar angkasa Hubble berhasil menangkap gambar galaksi terjauh yang pernah terlihat di alam semesta. Dengan menggunakan Hubble, tim astronom internasional berhasil menangkap GN-Z11 saat galaksi itu baru saja terbentuk."Kami mengambil langkah mundur jauh ke belakang, di luar batas dari apa yang kami harapan dapat Hubble lakukan. Kami melihat GN-Z11 di saat galaksi itu hanya tiga persen dari umurnya saat ini," kata kepala penelitian Pascal Oesch kepada situs sains Futurism. Hubble menangkap GN-Z11 sekitar 13,4 miliar tahun yang lalu. Hanya 400 juta tahun setelah alam semesta tercipta atau Big astronom berusaha fokus untuk mendapatkan galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta. Penemuan ini membuat mereka semakin dekat dengan tujuan Penemuan Tata Surya Yang memiliki Tujuh Planet Serupa BumiPada 22 Februari 2017 ilmuwan yang bekerja dengan teleskop di badan antariksa Eropa European Southern Observatory dan badan antariksa Amerika Serikat AS National Aeronautics and Space Administration NASA mengumumkan penemuan luar biasa. Mereka menemukan tata surya yang semua planetnya serupa dengan ilmuwan itu mengatakan enam dari tujuh planet tata surya yang mereka temukan memiliki kepadatan bebatuan serupa bumi. Tiga planet di antaranya bersisian dengan bintang yang dapat dihuni habitable zone.Habitable zone atau zona layak huni adalah sebuah wilayah di sekitar bintang yang secara teori memungkinkan adanya air. Artinya tiga planet yang mungkin berisi alien mungkin dipenuhi oleh air laut sehingga meningkatkan peluang adanya adanya laut di planet-planet lainnya lebih kecil. Tapi tim penemu mengatakan keberadaan air masih penulis laporan penemuan tersebut Michaël Gillon mencatat tata surya yang ia dan timnya temukan adalah tata surya yang paling banyak memiliki planet serupa bumi. Selain itu juga tata surya yang memiliki jumlah planet yang mendukung adanya air banyak yang pernah lainnya Amaury Triud mengatakan bintang di tata surya adalah 'ultracool dwraf' atau bintang katai amat sangat dingin. Bintang ini di masuk klasifikasi Kelas M. "Energi yang keluar dari bintang katai seperti TRAPPIST-1 lebih lemah dibandingkan matahari. Jika ada air maka planet-planetnya harus sedikit lebih jauh dari orbit dibandingkan yang kami lihat di Tata Surya. Untungnya, tampaknya kami melihat konfigurasi padat sekitar TRAPPIST-1," tulis Triud seperti dilansir tata surya itu sekitar 40 tahun cahaya. Dalam skala kosmik itu hanya di sebelah. Tentu dengan teknologi yang sekarang butuh ratusan juta tahun untuk mencapainya. Tapi penemuan ini mengungkapkan kemungkinan mahluk di luar Foto Pertama Lubang HitamPada 9 April 2019 untuk pertama kalinya lubang hitam berhasil difoto. Para ilmuwan dari seluruh dunia mengumumkan mereka berhasil menangkap gambar lubang hitam dengan Event Horizon berhasil difoto, lubang hitam hanya ada dalam teori. Walaupun lubang hitam memiliki daya tarik yang sangat kuat, tapi ukurannya cukup kecil dibandingkan skala dapat menangkap gambar objek yang sangat jauh. Maka dibutuhkan teleskop raksasa. Para ilmuwan pun membuat satu teleskop super besar yang dinamakan Event Horizon Telescope EHT."Kami mengungkapkan bagian alam semesta yang sebelumnya tak terlihat bagi kami," kata Direktur EHT Shep Doeleman. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
TWtF4. sf05yizvgr.pages.dev/512sf05yizvgr.pages.dev/518sf05yizvgr.pages.dev/919sf05yizvgr.pages.dev/896sf05yizvgr.pages.dev/605sf05yizvgr.pages.dev/58sf05yizvgr.pages.dev/414sf05yizvgr.pages.dev/478sf05yizvgr.pages.dev/607sf05yizvgr.pages.dev/614sf05yizvgr.pages.dev/336sf05yizvgr.pages.dev/444sf05yizvgr.pages.dev/169sf05yizvgr.pages.dev/956sf05yizvgr.pages.dev/62
apa dampak penemuan teleskop terhadap perkembangan iptek di bidang astronomi