Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Laila Majnun, adalah kisah percintaan dramatis berlatar belakang tradisi Arab pada abad pertengahan, antara Laila puteri bangsawan yang cantik jelita dengan Majnun putera hartawan yang budiman. Hubungan cinta kedua sejoli ini bergetar ketika umur Laila 12 tahun dan Majnun 13 tahun. Percintaan yang terlalu dini ini tidak direstui oleh keluarga kedua belah pihak, sehingga terjadilah pemutusan hubungan. Laila dikurung ketat di dalam kamarnya sehingga Majnun tak dapat lagi menemuinya. Jangankan berbicara dengannya, mendengar suaranya pun tak bisa lagi. Hanya bayang-bayang yang menyiksa diri….Situasi itu membuat Majnun menjadi puitis, bahkan mulai miring- miring. Orang sekampung menganggapnya gila majnun artinya gila, karena ia selalu bicara bergaya puisi mengenai Laila. Dengan susunan kata-kata dalam kehampaan yang indah. Dalam kegilaan tak tertahankan itu, Majnun memutuskan untuk membuang hidupnya, mengembara seorang diri di padang pasir yang kejam, tidur menjelapak di reruntuhan bangunan tua, campur-baur dengan serigala. Yang dilakukannya setiap hari hanyalah merenungi nasib, meratapi cinta, menyebut-nyebut nama Laila. Jika ada orang bertemu dengannya ia langsung membacakan puisi tentang Laila. Jika ada angin bertiup dari arah desa Laila, ia menadahkan badannya untuk menghirup sebanyak-banyaknya angin yang telah menyentuh Laila sebelumnya. Hanya Laila dalam setiap tarikan nafasnya, o…, hanya ada Laila!Ketika ia mendengar kabar Laila telah dinikahkan oleh orangtuanya kepada lelaki lain, Majnun menangis sejadi-jadinya. Ialah tangisan yang merobek langit, mencerca rembulan, memaki bumi. Akan tetapi di akhir tangisan itu ia memperoleh pencerahan, ialah pemahaman mengenai makna cinta, kasih sayang, rindu dan kekasih, dalam arti yang setinggi-tingginya. Pada akhirnya ia tersenyum bahagia menikmati indahnya hubungan cintanya dengan Laila. Di pihak lain, Laila berkata kepada suaminya itu bahwa ia takkan pernah menjadi isteri bagi suaminya, sebagaimana lazimnya. “Segeralah cari perempuan lain!” ia berkata. Dan hanya itulah perkataan yang pernah diucapkannya kepada suaminya itu, selanjutnya mereka tak pernah memiliki hubungan dalam hal apa pun!Laila dan Majnun pernah bertemu dalam satu kesempatan. Ketika itu mereka hanya mampu saling berpandangan, dan Majnun menunjukkan penderitaannya sebagai orang gila sebagai bukti cintanya. Sebagai balasannya Laila berkata “Engkau dapat melampiaskan kerinduanmu dengan puisi, dengan berlaku gila, dengan berteriak sesuka hati. Tetapi aku memendamnya seorang diri, membiarkan api membakar tubuhku dari dalam, bertahun-tahun. Jadi, siapa di antara kita yang paling menderita?”Itu adalah pertemuan terakhir mereka. Ketika mendapat kabar Laila meninggal dunia, Majnun datang menjiarahi makamnya. Di pusara itu sekali lagi Majnun menangis, menyandarkan kepalanya di atas pusara itu, dalam nikmat cinta. Ia membiarkan takdir menjemputnya dalam kerelaan untuk menyempurnakan kebahagiaanya dalam memiliki kekasih. Majnun pun meninggal dunia di pusara itu dengan tenang, tanpa seorang pun tahu!*****Pengarang Kisah Laila Majnun adalah seorang ulama sufi, Syech Maulana Hakim Nizhami, lahir di Kota Ganje, Ajerbaijan pada tahun 1155 M dan meninggal pada tahun 1223 M. Nizhami belajar Ilmu Sufi langsung kepada Nabi Chidir As. Kisah Laila Mjnun sendiri berlatar belakang Kota Baghdad, Iraq, sebelum datangnya serangan Byzantium yang menandai bangkitnya Kerajaan Romawi Konstantinopel. Kisah Laila Majnun yang karya aslinya terdiri dari 4500 sajak, telah menjadi bacaan populer ummat manusia selama berabad-abad, bahkan sampai hari ini. Kisah itu pula dipercaya telah mengilhami Williem Shakespeare ketika meciptakan naskah drama klasik Romeo dan Juliet, juga mengilhami Max Havelaar dalam Saijah dan Adinda. Rama dan Shinta, Tom and Jerry, dan sebagainya. Bahkan gaya bahasa pujangga dunia Khalil Gibran asal Lebanon dengan prosa liriknya yang terkenal, sangat kental mengadopsi gaya bahasa Laila Majnun. Berikut kutipan sajak yang dibacakan oleh Majnun dalam kegilaannya“Oh, lilin jiwaku. Jangan kau siksa diriku ketika aku mengelilingimu. Kau telah memikatku, merampas tidurku, akalku juga tubuhku.”Laila adalah cahaya malam, Majnun adalah sebatang lilin. Laila adalah keindahan, Majnun adalah kerinduan. Laila menabur benih cinta, Majnun menyiraminya dengan air mata. Laila memegang cawan cinta, Majnun berdiri mabuk oleh aromanya.“Aku bagaikan orang yang kehausan. Kau pimpin aku menuju sungai Eufrat, lalu sebelum sempat aku minum, kau menarikku dan kembali ke kawasan panas membara. Padang pasir yang tandus. Kau mengajakku ke meja jamuan, tapi tidak pernah mempersilakanku makan! Mengapa kau menampakkannya kepadaku di awal, jika tidak pernah berniat untuk membiarkan aku memiliki hartaku.?”Banyak pengamat menilai, cinta dan kasih sayang’ dalam kisah Laila Majnun ini adalah cara berekpressi pengarangnya, Syech Maulana Hakim Nizhami, dalam mencintai Tuhannya. Selamat Siang, KompasianaSumber bacaan Laila Lihat Filsafat Selengkapnya
| Оሑահ αւуву | Ошቅпсθщеջօ ላιኅቆջ |
|---|---|
| Кιск еክаруτепож ጴհеψ | Д стደ |
| Лቹፀуփ ሢ | Нэпрюμևве ሊо βጩнт |
| Եшէሊυ ፕзሐт ухру | Ихряхрθхխ мቢλаኒ |
| Գаኡиሞюገиտ псፑψе ուቬ | Ն ኟшու չорθցεц |
Laila& Majnun Bab 1 1. Alkisah, pada zaman dahulu di negeri Arab, hiduplah seorang pemimpin kabilah, seorang Sayid yang sangat termasyhur. Bani Amir nama kabilah itu. Nama gadis itu adalah Laila, berasal dari kata bahasa Arab “lail,” yang berarti “malam,” karena di bawah bayangan rambutnya, wajahnya bersinar bagaikan bulan purnamaTeman-teman semua, tulisan kali ini masih berkaitan dengan Kisah Layla Majnun, namun kita akan fokus pada Layla Majnun Quotes. Quotes-quotes ini di ambil dari Cerita Layla Majnun karya Nizami. Ingin tau selengkapnya, silahkan untuk melanjutkan membaca artikel ini! Catatan buat pembacaPada setiap tulisan dalam semua tulisan yang berawalan “di” sengaja dipisahkan dengan kata dasarnya satu spasi, hal ini sebagai penciri dari website ini. Baca Juga Era Gemilang Sains yang Terlupakan Daftar Isi 1Kumpulan Layla Majnun Quotes oleh NizamiQuotes 1. Syair cinta Majnun Quotes 2. Puisi cinta LaylaLayla Majnun Quotes 3. Syair cinta ketidakberdayaan MajnunQuotes 4. Puisi keinginan untuk bertemu dari MajnunLayla Majnun Quotes 5. Syair Penderitaan Cinta dari MajnunQuotes 6. Syair cinta itu kebebasan dari MajnunLayla Majnun Quotes 7. Syair cinta tentang Jarak Quotes 8. Syair cinta tentang tanda kehadirannyaLayla Majnun Quotes 9. Syair tentang Keteguhan Hati Quotes 10. Syair Jiwa Pecinta Layla Majnun Quotes 11. Syair cinta LaylaQuotes 12. Syair tentang tiada yang lainLayla Majnun Quotes 13. Puisi Penyemangat HidupQuotes 14. Syair untuk AyahLayla Majnun Quotes 15. Syair cinta Majnun di Tanah SuciDoa Majnun di depan Ka’bahQuotes 17. Syair Majnun ditinggal Nikah Syair Balasan Layla yang Menikah dengan Orang Lain Layla Majnun Quotes 19. Surat Cinta dari LaylaQuotes 20. Syair Ketidakberdayaan MajnunPesan Layla kepada Ibunya menjelang MeninggalQuotes 22. Puisi Majnun di Pusara Layla Kumpulan Layla Majnun Quotes oleh Nizami Tulisan ini sebenarnya masih dalam bentuk puisi atau syair yang belum sepenuhnya merupakan Quotes. Syair atau puisi diambil oleh Nizam dari surat yang dikirim oleh Majnun maupun oleh Layla. Silahkan teman-teman meramu kata’ kalimatnya’, mudah-mudahan bisa jadi Quotes yang menarik dan menginspirasi. Baca Juga Mengistirahatkan Pikiran Agar Hidup Lebih Tenang Quotes 1. Syair cinta Majnun Majnun ini di kenal pintar membuat syair-syair yang indah. Majnun dalam kegilaannya sering di kerumuni orang-orang karena syairnya yang indah. Memang karena cinta itu membuat orang puitis. Berlalu masa, saat orang-orang pada ku memohon pertolongan, dan kini, adakah penolong yang akan mengabarkan, rahasia jiwa pada Layla? Wahai Layla, cinta telah membuatku lemah tak berdaya, seperti anak hilang, jauh dari keluarga dan tidak memiliki apa-apa. Cinta laksana air yang menetes menimpa bebatuan. Waktu berlalu dan bebatuan itu akan hancur berkepingan, berserat bagai kaca berpecahan. Begitulah cinta yang engkau bawa kepadaku, dan kini telah hancur binasa hatiku, hingga orang-orang memanggilku si gila yang suka merintih dan menangis sedih. Mereka mengatakan aku telah tersesat, Wahai mana mungkin cinta akan menyesatkan, jiwa mereka sebenarnya yang kering laksana dedaunan di terpa panas mentari siang. Bagiku cinta adalah keindahan yang membuat mata tak bisa terpejam, Pemuda mana yang bisa selamat dari api cinta. Quotes 2. Puisi cinta Layla Layla pada beberapa kesempatan juga mengeluarkan puisi-puisi. Di mana puisi-puisinya kebanyakan lewat surat yang di kirimkan pada Majnun, salah satunya adalah, “Semua yang tampak dari manusia adalah kebencian, namun cinta telah memberikan kekuatan. Tulisan ini sebenarnya pelajaran dari Nizami, “kalau kalian memang sedang jatuh cinta sama Allah, maka akan keluar secara otomatis dari mulutmu nama Allah. Kamu sengaja atau tidak pasti akan keluar, makanya latihanlah jatuh cinta, agar jiwamu paham”. Layla Majnun Quotes 3. Syair cinta ketidakberdayaan Majnun Orang tuanya mengancam, dengan niat jahat, kejam, tiada lagi harap pertemuan. Ayahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati mereka, bukan karena apa-apa, hanya karena aku mencintai Layla. Mereka menganggap cinta adalah dosa, Cinta bagi mereka adalah noda yang harus di basuh musnah, padahal hatiku telah menjadi tawanannya, dan ia juga merindukanku. Cinta masuk ke dalam sanubari tanpa kami undang, bagai Ilham dari langit yang datang menerjang, lalu bersemayam dalam jiwa, dan kini kami akan mati karenanya. Karena cinta telah melilit seluruh padaku, siapa orangnya yang bisa bebas dari penyakit cinta? Quotes 4. Puisi keinginan untuk bertemu dari Majnun Duhai betapa besar bahaya aku undang, sekedar untuk bertemu denganmu, kukorbankan segala yang ada padaku, kuubah diriku hingga engkau pun tak mengenaliku, kuayunkan langkah dengan tetes air mata, dan setelah memasuki perkampunganmu, kubuang semua tanda yang membuat orang mengenaliku. Kuikat diriku dengan rantai baja, bagai budak hina, berjalan menengadahkan tangan meminta sedekah, dan bocah-bocah itu tiada suka melihatku, mereka berkumpul mengelilingiku, menghardik dan melempariku seperti anjing pengganggu. Syair majnun ketika sudah bertemu layla. Kini aku hadir di dekatmu, wahai Layla, tak mampu kutahan air mataku,kasihanilah kelemahanku, begitu berat penderitaanku. Layla Majnun Quotes 5. Syair Penderitaan Cinta dari Majnun Rumah ku telah menjadi bara api bagi jiwaku. Tetapi wahai Layla aku akan senantiasa berada di sisimu. Semoga kasih sayang Allah di limpahkan kepadamu. Wahai pecinta yang malang, Kerabatku menganggap aku mempermalukan mereka, teman-temanku pun gemetar jika mendengar namaku. Duhai cawan anggur yang ada di genggaman, kini jatuh berantakan. Telah kutinggalkan sanak saudara dan orang tua, sedang kekasihku pun jauh di sana. Namun aku tidak akan menyerah walau kesulitan demi kesulitan mendera. Orang yang tidak merasakan kesengsaraan, tidak akan menikmati arti kesenangan, dan orang yang tidak pernah di himpitkan kesedihan, mereka tidak akan dapat memahami hati yang sedang merana sendirian. Quotes 6. Syair cinta itu kebebasan dari Majnun Pelajaran berikutnya dari Majnun melalui syair-syairnya adalah bahwa cinta itu Kebebasan, Wahai Layla kekasihku, berjanjilah pada keagungan cinta, agar sayap jiwamu dapat terbang leluasa, melayanglah bersama cinta laksana anak panah menuju sasarannya. Cinta tidak pernah membelenggu, karena Cinta adalah pembebas, yang akan melepaskan simpul-simpul keberadaan, cinta adalah pembebas dari segala belenggu. Banyak racun yang harus kita telan untuk menambah nikmatnya Cinta, atas nama cinta, racun yang pahit pun terasa manisnya. Bertahanlah kekasihku dunia di ciptakan untuk kaum pecinta, dunia ini ada karena cinta. Layla Majnun Quotes 7. Syair cinta tentang Jarak Bila dekat rumahnya Layla, aku merasa terbebani, tapi bila aku jauh darinya aku merasa sedih, sehingga dekat maupun jauh, bersemayam rindu dan gelisah. Saat dia berjanji, cintaku kian menggebu menanti, saat dia tidak janji aku mati menanti datangnya janji, sehingga jauh maupun dekat hanya dia di angan. Namun jarak dekat atau jauh belum menyembuhkan apa yang kami rasakan, sungguhpun ternyata dekat dengannya lebih baik ketimbang jauh darinya. Quotes 8. Syair cinta tentang tanda kehadirannya Pelajaran selanjutnya itu, dari syair Majnun tentang Tanda Kehadiran, Aku berjalan melintasi rumahnya Layla, kucium dinding itu, dinding itu, semua sudut-sudut rumah titik-titiknya diciumi. Cinta di dadaku bukanlah untuk dinding rumah, namun cinta pada siapa yang tinggal di dalamnya. Layla Majnun Quotes 9. Syair tentang Keteguhan Hati Selanjutnya Majnun semakin tak karuan, itu menjadi pemicu lahirnya syair-syair yang indah dan penuh makna tentang Keteguhan Hati,’ Waktu terus berlalu, usia makin bertambah, namun jiwaku yang terbakar rindu belum sembuh jua, bahkan semakin parah. Bila kami di takdirkan berjumpa, akan kugandeng lengannya, berjalan bertelanjang kaki, menuju kesunyian, sambil memanjatkan doa-doa pujian. Cinta, kasih dan sayang telah menyatu, mengalir bersama aliran darah di tubuhku. Cinta bukanlah harapan atau ratapan, walau tiada harapan, aku akan tetap mencintainya. Sampaikan salamku pada dia, wahai angin malam, katakan aku akan tetap menunggu, hingga ajal datang menjelang. Pelajaran yang bisa diambil adalah, bahwa cinta itu efeknya kesetiaan. Quotes 10. Syair Jiwa Pecinta Pelajaran selanjutnya dari Kisah Layla Majnun adalah tentang bagaimana Jiwa Pecinta, Jiwa pecinta itu jiwa rindu pada yang di cinta, akan merasa sakit karena rindu di dada, sebab pecinta selalu ingin bersama, tapi halangan tiada henti. Pecinta seperti burung merpati, walau terbang bebas di angkasa luas, tetap saja kembali pada kekasihnya, atau laksana ikan tuna, tetap tabah walau di permainkan gelombang, timbul tenggelam di lautan. Walau selalu di caci dan di cela, batin menjerit tubuh binasa. Meski lapar dan disia-siakan, namun jiwa pecinta akan selalu mamaafkan. Pecinta tidak membutuhkan pujian, pengorbanan pecinta tidak akan sia-sia. Kulihat bintang kutub dan bintang kejora, di mana pula cinta. Sekecil apapun, coiinta tetap berkuasa di singgasana jiwa, dan bagi pecinta, Kebahagiaan dan kesedihan sama indahnya, karena cinta sejati tidak mengenal dan jiwanya akan tetap bersama, andaipun tidak di dunia, pasti jiwa kami akan bersatu di liang barzah, dan kelak akan di bangkitkan bersama, hingga dapat bersatu selama-lamanya. Mataku berkorban untuknya, dengan segenap curahan air mata, berharap liang lahatnya adalah liang lahat ku,agar jenazah kita bersatu. Layla Majnun Quotes 11. Syair cinta Layla Layla ini protes, jangan di kira hanya Majnun yang segalau itu, aku pun juga sama galaunya hanya aku tidak seperti Majnun. Bisa bebas keluar, Bila kakiku terperosok, aku menyebut namanya, aku bermimpi dalam tidurku hidup bersama dia. Apabila di sebut namanya, hilanglah kekuatan jiwa, hatiku seperti sirna di telan namanya. Demi Allah, hampir saja aku gila karena memikirkannya, makin lama dadaku makin sesak karena rindu gelisah. Kaumku mengancam, jika aku tak berhenti menyebut namanya, maka darahnya akan tumpah, bunuhlah aku dan biarkan dia, setelah nyawaku melayang, janganlah kalian hina dia, cukuplah apa yang ia derita karena cinta. Mungkin ia akan menuduhku tidak setia dengan janji, dan aku tidak akan mampu mencegahnya, kucampur tinta dengan air mata, untuk menulis surat padanya. Inilah saat kukuburkan jiwaku untuknya, aku khawatir jika ajalku tiba, tak dapat memandang wajahnya.” Quotes 12. Syair tentang tiada yang lain Atas hal tersebut, kemudian lahir lagi syair-syair Majnun tentang “Tiada yang Lain”, Mungkin engkau di beri dua cawan minuman, satu cawan kebencian, agar engkau lupa padaku, yang satu anggur kesenangan, agar engkau menerima orang lain sebagai gantiku. Duhai kekasihku, kuingatkan dirimu jangan rusakkan ikatan, yang orang lain selalu ingin menyempurnakan, kelak engkau akan melihat beda antara cinta dan nafsu. Wahai Layla, nafsu akan melemahkan hati, ia akan terus menggoda dan merayu, namun kelak akan menyesal, sedih tak berkesudahan, jiwa yang dipenuhi kebencian, tak akan pernah menjadi mulia, ia tak akan puas, bila yang di harapkan tak di dapat. Sedang diriku Layla, demi Allah, tali kasih yang telah bersemi, akan kusiram dan kupupuk, agar cinta yang kau berikan tetap terjaga selamanya, dan aku haramkan atas diriku juga, segala yang engkau tidak suka. Jangan kau biarkan jiwaku hancur karena murkamu, karena ku tak sanggup menerima amarahmu, bahkan gunung pun akan hancur karena kemarahanmu. Buanglah dalam dirimu segala keraguan, karena cinta tak bisa bersanding dengan kebimbangan. Aku akan selalu menjaga tali cinta kita, walau kau tak disisiku, namun aku yakin cintamu selalu hadir di hatiku. Layla Majnun Quotes 13. Puisi Penyemangat Hidup Maka Majnun terus membaca munajat ini, dan setiap kali selesai membacanya itu, kekuatannya kembali lagi. Katanya Majnun, Tuhan, apalagi yang dapat aku lakukan, aku telah lelah dan tubuhku melemah. Aku memohon dengan kekuatan-Mu, ringankanlah langkah kaki Layla untuk menemui diriku yang tidak berdaya ini. Wahai Tuhan! Aku adalah hamba-Mu, apalah guna hidupku jika harus menanggung beban seperti ini. Tunjukkanlah kemulaiaan-Mu, turunkanlah berkah-Mu, agar jiwaku dapat hidup kembali, terhindar dari lembah kematian, dan memperoleh kekuatan untuk melangkah menemui kekasihku. Wahai Layla! Aku tahu engkau terpenjara dalam lingkungan keluarga yang mengasihimu, tapi mengapa engkau tak hendak melihat diriku yang terlunta-lunta di padang gersang? Aku hidup terasing, orang-orang menganggapku gila, mereka menista dan menjauhiku. Duhai kekasihku! Cinta telah mengambil jiwaku dan menyandingkannya dengan jiwamu. Aku tidak akan mempedulikan anggapan orang, aku hanya memohon padamu kuatkanlah tali pengikat jiwa kita, jangan biarkan tangan-tangan kotor menjamahnya. Jangan kau biarkan nafsu dan kemewahan dunia melenakan jiwa kita. Cukuplah bagiku kenangan saat-saat bahagia ketika aku memandang jernih matamu, dapat menikmati madu senyummu, memandangi ikal rambutmu bagai debur ombak di pantai. Biarkan kenangan itu menjadi mata air kebahagiaan, tempat istirahat musafir cinta yang kehausan. Kalimat ini Majnun ucapkan saat dia melemah, setelah membaca ini terus dia bergairah lagi hidupnya. Quotes 14. Syair untuk Ayah Majnun bahkan sujud di kaki ayahnya karena tidak bisa memenuhi permintaan ayahnya untuk pulang. Kepada ayahnya, Majnun, Wahai Ayahanda, kesedihan adalah takdirku, penderitaan telah memangsa masa mudaku, kesedihan bagai ulat yang memakan habis daun-daun bungaku, hingga tunas keindahan hidupku tercabut. Aku duduk dalam kegelapan, berselimut debu, dan telah kuucapkan pada semua kenikmatan duniawi yang menggodaku, segala penderitaan telah aku jalani, dan keceriaan masa muda telah tercampak, tersisih, kini aku datang ke hadapanmu memohon maaf dan maklummu. Engkau adalah Ayahku, orang yang sepantasnya aku minta Ridho darimu. Layla Majnun Quotes 15. Syair cinta Majnun di Tanah Suci Ini membuat Majnun yang sudah mulai konsen mau ibadah, langsung berubah lagi. Keluar lagi syairnya, Seseorang memanggil-manggil namamu, saat kami berada di lereng bukit Mina, mendengar namamu terguncanglah hatiku oleh duka, Ah, lelaki itu tidak tahu betapa suci namamu, mengapakah ia memanggil nama Layla dengan seenaknya? Apakah ia tidak tahu dengan menyebut namamu, berarti ia telah menerbangkan seekor burung yang telah bersarang di hatiku. Ia memanggil nama Layla, Semoga Allah membukakan kedua matanya, untuk melihat betapa pesonamu yang tak akan mampu dia kira. Doa Majnun di depan Ka’bah Majnun kumat lagi, sudah asyik-asyiknya mau ketemu Allah, mau berdoa di sana, akhirnya begitu nyampe Ka’bah dia pegang pintu Ka’bah kemudian di berdoa. Aku teringat akan dikau Layla, saat para jamaah haji sibuk berdzikir. Di Kota Mekah di dinding Ka’bah mereka khusyuk berdoa, sedang kalbuku hanya tertuju padamu. Ya Rohman aku bertaubat kepadaMu, dari dosa-dosa yang telah kulakukan, dan dari dosa-dosa yang akan selalu datang bermunculan. Aku mencintai Layla namun halangan menghadangku untuk bertandang, aku menyayanginya dan tidak bisa berpaling dari selain Dia. Bagaimana aku bisa berpaling darinya sedang hatiku telah tergadai padanya? Aku bertobat padamur rabbi, karena padamu jua aku akan kembali. Wahai yang maha pengasih, raja diraja para pecinta. Engkau yang menganugerahkan cinta ini, aku hanya mohon pada-Mu satu hal saja, tinggikanlah cintaku sedemikian rupa, sehingga sekalipun aku binasa, cintaku dan kekasihku tetap hidup.” Ya Allah tambahkanlah cinta dan kerinduanku padanya. Seandainya semakin berkurang umurku karena cinta, maka tambahlah umurnya Layla. Tambahkanlah cintaku, jangan membuatku lupa untuk mengingatnya selamanya. Quotes 17. Syair Majnun ditinggal Nikah Wahai dunia begitukah balasanmu pada cinta yang tulus ini? Begitukah balasan yang harus aku terima dari pengorbananku? Kemarin aku masih merasa senang, karena bayang-bayang Layla masih hadir dalam mimpiku. Namun kini bayangan itu pun engkau renggut, Apalagi yang aku miliki sekarang? Wahai dunia engkau telah mencabik-cabik tubuhku yang lemah tak berdaya, mengapa kau belum puas juga hingga tega merenggut mimpi indahku? Layla, wahai Layla, di mana engkau letakkan hati dan jiwaku? Di mana kau simpan janji dan kenangan kita? Semudah itukah engkau menyerah, melupakan segala derita yang aku rasa. Tangan siapakah yang telah mencengkrammu dan menjauhkan dirimu dariku? Layla datanglah kemari sebentar saja, Tikamkanlah belatih ke dalam jantungku. Ah, tikaman belati yang mencabut nyawaku, akan lebih indah dari hidup menanggung siksaan cinta. Syair Balasan Layla yang Menikah dengan Orang Lain Pas hari menikahnya Layla, Majnun menuliskan ucapan selamat dalam bentuk Syair, “Semoga kalian berdua selalu berbahagia di dunia ini. Aku hanya meminta satu hal sebagai tanda cintamu, janganlah engkau lupakan namaku, sekalipun engkau telah memilih orang lain sebagai pendampingmu. Janganlah pernah lupa bahwa, ada seseorang yang meskipun tubuhnya hancur berkeping-keping, hanya akan memanggil-manggil namamu Layla.” Layla Majnun Quotes 19. Surat Cinta dari Layla Dalam hidupku, aku tidak bisa melupakanmu barang sesaat pun. Kupendam cintaku sedemikian lama, tanpa mampu menceritakannya kepada siapapun, engkau memaklumkan cintamu ke seluruh dunia, sementara aku membakarnya di dalam hatiku, sementara engkau membakar segala sesuatu yang ada di sekelilingmu, kini aku harus menghabiskan hidupku dengan seseorang, padahal segenap jiwaku menjadi milik orang lain. Katakan padaku kekasih, mana di antara kita yang lebih di mabuk cinta. Surat ini dari aku, seorang perempuan yang terpenjara di rumahnya, seorang perempuan yang sepanjang hari hanya duduk-duduk, sambil termenung di rumah, untukmu kekasihku, apa kabarmu sayang? Bagaimana hari-harimu? dengan siapa kau menjalani jam demi jam, dalam hidupmu di lembah-lembah dan gunung-gunung itu. Aku kira engkau lebih bahagia daripada aku, engkau bisa bebas pergi ke mana saja, dengan siapa saja dan bisa makan apa saja, sedangkan aku ketahuilah Kekasihku aku tak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya menunggu hari demi hari tanpa jiwa, sambil terus mengingatmu dan merinduimu. Hatiku hampa. Duhai kekasih jiwaku yang berhati bening, bagai air mata Khidir, mata air keabadian. Aku masih seperti dulu, Meski aku telah menikah namun, Aku bersumpah, hatimu selalu ada di hatiku, Meski aku tidur satu rumah dengan suamiku, tapi ranjangku tak pernah mempertemukan kepalaku dan kepalanya, permata di tubuhku masih tersimpan utuh bersih, dan tak pernah di sentuh oleh jamahan tangan siapapun, hartaku yang paling berharga masih terkunci rapat, dan tak pernah di buka oleh tangan siapapun, bunga di taman masih tetap kuncup, dan belum merekah. Sebagaimana dulu wahai kekasih hatiku, Kemarilah tuangkan air keabadian Khidir itu. ik Jarak jauh darimu tak akan lama lagi. Kita akan menyatu dalam keabadian. Quotes 20. Syair Ketidakberdayaan Majnun Ini surat dariku aku yang gelisah dan gila, untukmu duhai engkau yang ada di lubuk jiwaku. Kini engkau adalah mahkota di kepala siapa, dan kekayaan di tangan siapa. Aku hanyalah debu di lembahmu, bila engkau menuangkan untukku air pertemuan, engkau menumbuhkan bunga, dan menerbitkan musim semi, namun bila aku memperolehmu, dan tak lagi berpisah jauh darimu, bumi ini tak akan menumbuhkan apapun selain debu. Lihatlah, aku adalah tawanan yang terbelenggu. Inilah ketidakberdayaan seorang Qays. Ingin sekali ketemu Layla, tapi sekarang dia tidak percaya lagi dengan dirinya sendiri. Pesan Layla kepada Ibunya menjelang Meninggal Layla kemudian sakit-sakitan, sakit parah dan nanti terakhir Layla berpesan kepada Ibunya, “Ibu lihatlah cahaya wajahku telah memudar, dan menjadi pusat pucat pasi tak lagi bercahaya, lilin-lilin di mataku tampak muram dan akan segera padam. Wahai ibuku, aku mohon engkau mendengarkan wasiatku, sebelum aku pulang beso atau lusa, bilamana aku mati kenakan aku baju pengantin yang paling bagus, jangan bungkus aku dengan kain kafan! Carilah kain yang berwarna merah muda, bagai darah segar seorang yang syahid. Lalu riaslah wajah dan tubuhku secantik mungkin, bagaikan pengantin yang paling cantik di seluruh bumi, alis dan bulu mataku ambillah dari debu yang melekat di kaki kekasihku, dan jangan usapkan ketubuhku minyak wangi kasturi atau minyak wangi apapun, usapkanlah dengan air mata Qays kekasihku. Sesudah aku mengenakan baju pengantin itu, dan menjadi sangat cantik dan anggun, aku akan menunggu Qays, sang pengembara yang luka itu akan datang” Wahai ibu, katakan kepada pengembara yang selalu di liputi kesengsaraan itu, semua sudah selesai, Layla sahabatnya dalam kesedihan itu sekarang sudah tiada, ia telah bebas dari belenggu duniawi, hatinya hanya di berikan kepadamu dan dia mati untukmu, cinta telah menyatu dalam kehidupan yang ia jalani, cahaya cinta itu begitu murni, sehingga tak ada kebahagiaan lain yang dia ketahui selain menyebut namamu. Tidak ada satupun yang bisa menghibur pikirannya yang selalu tertekan, kecuali cintanya padamu, dan dengan cinta itu jiwanya yang lembut telah pulang ke alam keabadian, semua berkahnya hanya untukmu. Ini pesan terakhir Layla lewat ibunya, kemudian Layla meninggal. Baca Juga Perbedaan Cinta Laki-laki dan Perempuan Quotes 22. Puisi Majnun di Pusara Layla Engkau telah keluar dari kehidupan yang membingungkan ini, dunia adalah rangkaian penghianatan dan perselisihan yang tidak pernah berakhir, dan aku berharap engkau dapat segera melepaskan belenggu di kakiku, dan memuaskan dahagaku dengan minuman cinta yang memabukkan, di sana kita akan segera bertemu dalam kebahagiaan abadi, lilin yang menyinari hidup kita akan semakin bersinar, dengan nyala yang lebih terang. Cinta kita akan bercampur dengan cahaya keabadian. Ya Allah dengarlah hamba-Mu dalam tatapan cinta, bebaskanlah dia dari segala penderitaan panjang selama ini, atas nama-Mu, rengkuhlah dia dalam pelukan-Mu. Ya Allah, tunjukkanlah kasih sayang-Mu, tunjukkanlah kebesaran-Mu pada diriku ini, pertemukanlah segera aku padanya, tidak ada lagi yang dapat kupertahankan di dunia ini, setelah jiwaku satu-satunya engkau panggil. Untuk mendapatkan Novel karya Nizami ini, anda dapat membelinya secara online di toko Gramedia. Baca Juga Kisah Qarun Terima kasih telah membaca artikel ini,mudah-mudahan ada kesan baik. Alkisahlaila majnun. Download. Related Papers. KISAH LAILAmajnun.docx. By Agus Suhada. Analisis Keterpengaruhan Novel Kelana Cinta Shafiyya Karya Fitria Pratiwi oleh Novel Layla Majnun Karya Nizami Ganjavi (Studi Sastra Banding) By Abdullah Maulani. Musyawarah Burung karangan Fariduddin Attar. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Laila Majnun ; Legenda Cinta Dari PersiaSuatu hari Ibnu Sina bersama teman-temannya melakukan perjalanan di sebuah kota. Dalam perjalanan itu, Ibnu Sina dan teman-temannya bertemu dengan seorang bijak dan alim bernama Hayy bin Yaqzhan. Karena sangat tertarik dengan keilmuan dan kepribadian Hayy, Ibnu Sina pun memohon kepada Hayy untuk bisa menemani perjalanan Hayy, kemanapun dia mau pergi. Hayy yang mengerti kapasitas Ibnu Sina dalam sekilas pandangannya, menola permintaan Ibnu Sina tersebut. Kepada Ibn Sina, Hayy menjelaskan bahwa tidak mungkin Ibnu Sina bisa mengikutinya karena Ibnu Sina masih sangat terikat dengan teman-teman yang mengirinya. Cerita diatas bukanlah cerita sesungguhnya tentang Ibn Sina. Namun itu adalah novel alegoris Ibnu Sina sendiri dalam bukunya yang berjudul Hayy bin Yaqzhan. Dalam novel tersebut, profil Ibnu Sina adalah wakil dari orang yang serba sangat rasional. Sementara teman-teman Ibnu Sina adalah orang yang terlalu berkutat dengan hal-hal indrawi atau mengikuti segala keinginnya. Sementara Hayy adalah sufi bijak dan alim. Jadi meski Ibnu Sina adalah orang yang pintar dan rasional, dia tidak akan pernah bisa mengikuti jejak Hayy yang alim dan bijak karena Ibnu Sina masih terikat dengan hal-hal bendawi dan mengikuti hawa Hayy bin Yaqzhan yang lain datang dari Ibnu Thufail. Seorang filosof Andalusia, dokter dan penasehat kerajaan yang juga dikenal sangat alim dan cerdas. Ibn Thufail yang hidup sepanjang 1110-1185. Dalam novel nya yang juga berjudul Hayy bin Yaqzhan, Ibn Thufail menceritakan seorang Hayy yang hidup di sebuah pulau terpencil dan hanya diasuh oleh seorang Rusa ketika Rusa betina yang selama ini mengasuh Hayy, meninggal dan ketika melihat jasad Rusa tersebut, Hayy mendapat pelajaran penting tentang jasad dan jiwa. H ayy berkesimpulan mestinya dalam hidup ini ada sesuatu yang tidak terlihat tapi itulah yang menjadi penggerak utama. Kesimpulan itu datang karena Rusa yang mengasuhnya sudah tidak bisa bergerak lagi, namun semua organ tubuh nya masih lengkap sempurna. Tidak ada yang itu Hayy bertemu dengan Absal yang alim dan bijak yang mau bertafakur di pulau tempat Hayytinggal. Dari Absal lah Hayy mendapat berbagai macam pencerahan tentang apa itu Allah, Quran, Sunnah, Nabi dan merasa apa yang dipaparkan Absal itu tidak jauh berbeda dengan hasil refleksinya selama ini. Setelah itu Hayy mengikuti saran Absal untuk menyebarkan hasil refleksinya ke dunia luar dan bertemu dengan Salaman yang mempunyai pengikut yang banyak. Namun Hayy kesulitan menyebarkan hasil refleksinya yang sangat substansial tersebut. Banyak orang yang tidak bisa menerima cara pandang Hayy tentang agama. 1 2 3 4 Lihat Sosbud Selengkapnya Puisigaya lain yang sungguh memikat adalah “Laila Kau Biarkan Aku Majnun” yang dijadikan judul dalam buku ini. Mungkin saya telanjur tersihir karena sebagai judul buku, puisi itulah yang saya baca pertama kali saat Ali Layla dan Majnun merupakan sebuah kisah asmara yang ditulis oleh sastrawan Persia asal Azerbaijan ternama, yakni Nizami Ganjavi. Layla dan Majnun mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Qais yang jatuh cinta kepada seorang wanita bernama Layla. Namun, ayah Layla tidak menyetujui hubungan asmara anaknya dengan Qais, dan malah berusaha menjodohkan Layla dengan seorang saudagar kaya. Kisah Layla dan Majnun ini sekilas mirip dengan cerita Romeo dan Juliet yang ditulis oleh William Shakespeare. Saking miripnya, beberapa tokoh barat seperti Lord Byron menyebut Layla dan Majnun sebagai Romeo and Juliet versi Timur. Namun, umur cerita Layla dan Majnun ini jauh lebih tua daripada kisah legendaris Romeo dan Juliet. Diketahui bahwa kisah legendaris Layla dan Majnun ini bukan karya orisinal yang ditulis Nizami sendiri, melainkan Nizami terinspirasi dari sejumlah kisah yang berasal dari Tanah Arab. Meski begitu, cerita Layla dan Majnun ini tetap menjadi masyhur sebagai tulisan karya Nizami sendiri. Sebab, Nizami lah yang berjasa menuliskan kisah ini ke dalam sebuah buku, dan mengenalkan kisah ini kepada masyarakat luas hingga populer. Kisah Layla dan Majnun terkenal hingga ke sejumlah negara. Maka itu, buku Layla dan Majnun ini pun kemudian banyak diterjemahkan ke bahasa lain, seperti bahasa Indonesia, Turki, Persia, dan India. Kisah Layla dan Majnun ini menjadi sangat fenomenal, karena membahas tentang cinta tanpa ada sedikit pun kata-kata cinta di antara kedua sejoli yang jatuh cinta, juga tidak ada kontak fisik di antara mereka. Novel Layla dan Majnun ini juga telah dinobatkan sebagai novel All Time Best Seller, yang memuat kisah cinta legendaris nan indah. Melalui kisah Layla dan Majnun ini, kita dapat mempelajari tentang bagaimana arti cinta yang tulus, dan juga mengetahui bagaimana seseorang dapat berjuang untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Novel Layla dan Majnun ini cocok untuk dibaca oleh siapa saja, terkhusus lagi bagi kalian yang gemar dan mencintai sastra klasik. Profil Nizami Ganjavi – Penulis Novel Layla MajnunSinopsis Novel Layla MajnunKelebihan Novel Layla MajnunKekurangan Novel Layla MajnunPesan Moral Novel Layla MajnunBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Rekomendasi Novel Profil Nizami Ganjavi – Penulis Novel Layla Majnun Jamal ad-Din Abu Muhammad Ilyas ibn-Yusuf ibn-Zakki atau yang dikenal dengan nama pena Nizami Ganjavi merupakan pria kelahiran tahun 1141 di kota Ganja, yang merupakan bagian dari Kesultanan Seljuk, yang kini dikenal sebagai negara Azerbaijan. Sejak kecil, Nizami sudah menjadi anak yatim piatu. Maka itu, Nizami kemudian dibesarkan oleh pamannya yang bernama Khwaja Umar. Pamannya tidak sembarang membesarkan Nizami seadanya saja. Sejak kecil, Umar memberikan pendidikan yang berkualitas pada Nizami. Hal itulah yang kemudian membuat pengetahuan Nizami sangat luas, mulai dari bidang matematika, astronomi, psikologi, astrologi, hingga musik. Seiring berjalannya waktu, Nizami kemudian menghabiskan masa hidupnya di Ganja dengan menekuni bidang sastra. Nizami belajar dan terinspirasi dari sastrawan muslim pendahulu asal Persia, seperti Ferdowsi 935/940-1019-1026, dan Sanai 1080-1131/1141. Pada saat menekuni bidang sastra tersebut, pria yang saat itu dikenal sebagai Ilyas kemudian mencari nama pena, karena ia ingin menerbitkan karyanya. Ia kemudian memutuskan Nizami Ganjavi sebagai nama penanya, nama yang kita kenal hingga sekarang. Karya pertama Nizami berjudul Gudang Rahasia atau Makhzan-ol-Asrâr, yang diterbitkan pada tahun 1163. Karya Gudang Rahasia ini disebut-sebut terinspirasi dari Hadiqat al Haqiqt, yang merupakan karya sastra tulisan Sanai, karena kedua karya tersebut mengandung cerita yang filosofis. Nizami kemudian membuat karya kedua yang berjudul Khosrow o Shirin atau Khosrow dan Shirin pada tahun 1177. Kemudian, Nizami pada tahun 1192 menerbitkan karya yang berjudul Leyli o Majnun atau Layla dan Majnun. Pada tahun 1194 menerbitkan Eskandar-Nâmeh atay Kitab Alexander, pada tahun 1197 menerbitkan Haft Peykar atau Tujuh Bidadari. Keempat karya Nizami dari urutan terakhir bergenre romantis. Tiga karya Nizami selain Layla dan Majnun diketahui terinspirasi dari Shahnameh, yakni karya sastra milik Ferdowsi. Sementara, Layla dan Majnun terinspirasi dari sejumlah karya yang pernah dibaca Nizami. Salah satu karya yang menginspirasi kisah Layla dan Majnun, yaitu novel kuno Yunani yang berjudul Metiochus and Parthenope. Pada abad ke-11 novel ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab dengan judul Vamiq u Adhra. Novel Vamiq u Adhra ini dikenal sebagai novel romantis Persia. Layla dan Majnun memiliki premis cerita yang sama dengan Vamiq u Adhra, yakni sepasang kekasih yang saling jatuh cinta satu sama lain. Namun, terdapat sedikit perbedaan pada detail dan alur cerita, seperti keputusan keluarga Layla untuk menjodohkan Layla dengan laki-laki lain. Kesuksesan Nizami sebagai seorang penulis telah diakui oleh masyarakat dari seluruh dunia. Hal ini juga dibuktikan dengan kisah Layla dan Majnun yang dibuat 829 tahun yang lalu, masih dikenal hingga sekarang. Bahkan, Netflix telah merilis film Layla Majnun pada Februari 2021. Tepat 12 tahun setelah karya terakhir Nizami terbit, ia meninggal dunia. Hingga saat ini, Nizami bagaikan menjadi sosok yang abadi. Nizami dikenal sebagai pujangga romantis melalui karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu. Sinopsis Novel Layla Majnun Kisah ini bermula di tanah Arab. Terdapat seorang lelaki muda bernama Qais. Suatu hari, ketika Qais sedang menempuh pendidikan di suatu sekolah agama, Qais bertemu dengan seorang gadis bernama Layla. Pada detik pertemuan tersebut, Qais langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis bernama Layla itu. Qais tergila-gila kepada Layla, dan ia kemudian terus menulis puisi yang berisi pujaan, yang mengagungkan sosok Layla sang gadis menawan. Qais juga tak segan membacakan puisi hasil karyanya di sudut-sudut jalan. Qais akan terus membacakannya, tidak memedulikan pendapat orang lain yang mengacuhkannya dan berkata buruk tentangnya. Layla merupakan seorang gadis yang rupanya sangat cantik. Layla lahir di keluarga yang terpandang dan kaya raya. Berdasarkan latar belakang tersebut, keluarga Layla tentu berharap Layla dapat menikah dengan lelaki yang berasal dari keluarga yang setara dengan keluarganya, agar Layla dapat hidup dengan gelimang harta dan kekayaan. Namun, cinta yang dimiliki oleh Layla merupakan cinta suci yang hanya akan ia persembahahkan kepada lelaki yang benar-benar ia cinta. Layla kemudian menemukan sosok lelaki itu dalam diri Qais. Qais dan Layla saling jatuh cinta satu sama lain. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ayah Layla tidak merestui hubungan asmara anaknya dengan Qais. Layla kemudian pergi meninggalkan Qais, karena tidak mendapatkan restu dari sang ayah. Layla kemudian dijodohkan oleh ayahnya dengan seorang saudagar kaya yang berasal dari suku Thaqif yang ada di kota Ta’if. Qais mendengar kabar tentang Layla yang akan menikah. Mendengar berita itu, Qais pun patah harapan, lalu pergi meninggalkan rumahnya untuk menuju hutan belantara. Dikarenakan kepergiannya itu, Qais diberi julukan oleh masyarakat setempat sebagai Majnun yang berarti gila. Layla kini telah menikah dengan seorang saudagar kaya. Namun, Layla ternyata tetap tidak dapat merasakan kebahagiaan. Dalam hati kecil Layla, ia hanya ingin menikah dengan Qais. Namun, takdir berkata lain. Setelah hidup dan tinggal di Arab Utara bersama suaminya, Layla kemudian meninggal dalam keadaan menanggung rindu kepada cinta sejatinya, Qais. Qais mengetahui kepergian cinta sejatinya itu, fan kemudian mendatangi pusara Layla dengan perasaan yang sangat sedih. Memang cinta sejati, tak lama setelah kematian Layla, Qais kemudian menyusulnya pergi ke kehidupan lain. Qais kemudian dimakamkan di dekat pusara Layla, sebagai tanda cinta yang tragis, tetapi tidak terpisahkan. Kelebihan Novel Layla Majnun Novel Layla dan Majnun ini dituliskan Nizami Ganjavi dengan sangat indah. Layla dan Majnun menawarkan cerita romansa yang sederhana, penggunaan kata-kata dan bahasa juga sesuai dengan latar belakang cerita yang terinspirasi dari sastra Arab ini. Novel Layla dan Majnun bersifat inspirasional. Maka itu, novel ini dapat memberikan sejumlah inspirasi bagi para pembacanya. Para pembaca dapat menemukan berbagai kesan dan pesan yang menyentuh hati, juga pemaknaan mengenai apa itu cinta sejati. Novel Layla dan Majnun ini juga sangat cocok untuk dibaca sebagai salah satu bahan pembelajaran bagi anda yang gemar dan menekuni dunia kesastraan. Sebab, bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang estetik ala sastra. Kekurangan Novel Layla Majnun Oleh karena penggunaan bahasa yang tinggi ala sastra Arab, syair-syair yang indah dan beberapa kosa kata yang terkandung dalam novel Layla dan Majnun ini mungkin akan sulit dimengerti sebagian orang yang memang awam dengan kosa kata asing. Pesan Moral Novel Layla Majnun Cinta sejati nyata adanya. Cinta sejati, yang tak terpisahkan oleh jarak dan waktu. Cinta yang akan terus bertahan tak peduli seberapa besar tantangan yang menghalangi kedua insan yang saling mencintai. Kita kerap kali hidup dengan dibatasi oleh status sosial, harga diri, dan segala standar buatan manusia lain. Sejumlah hal tersebut bisa dinilai sebagai hal yang baik, tetapi juga bisa membuat kita tak menjalani hidup dengan apa adanya, bahkan menimbulkan berbagai kejadian buruk. Seperti pada kisah ini, Layla tidak bisa menentukan jalan hidupnya sendiri, karena dibatasi oleh status sosial. Maka itu, Layla tak bisa menikah dengan pria yang menjadi cinta sejatinya, dan selama hidupnya merasa menderita akibat hal itu. Hidupmu adalah keputusanmu. Jangan biarkan orang lain untuk mengendalikan dirimu. Menaati orang tua adalah hal yang baik, tetapi tak semua hal yang dikatakan orang tua harus anda taati. Sebab, sebagai manusia, orang tua juga bisa salah. Orang tua juga bukan seseorang yang akan menjalani kehidupanmu. Pada akhirnya, hidupmu adalah milikmu sendiri, anda yang akan menjalaninya. Jangan menyerah dan terus semangat dalam menghadapi berbagai cobaan dalam hidup. Seberat apa pun cobaan yang diberikan Sang Pencipta bagi kita, kita pasti dapat mengatasinya. Mengatasi cobaan bukan berarti mendapatkan apa yang kita mau. Mengatasi cobaan juga bisa berarti kita dapat mengendalikan diri, emosi, dan ego kita dalam menghadapi cobaan tersebut. Jangan membuang waktu untuk sesuatu hal yang memang mutlak tidak mungkin untuk kita lakukan atau kita dapatkan. Sebab, jika begitu, sesungguhnya anda berbuat sia-sia. Harta bukan segalanya. Hormati orang lain jika dirimu ingin dihormati. Hendaknya kita selalu berbuat sopan kepada siapa pun itu. Bagi anda yang ingin mengetahui kisah legendaris Layla dan Majnun, anda bisa segera mendapatkan novel Layla dan Majnun karya Nizami Ganjavi ini di Rezarahadian Film indonesia. Sunnaholomi Halakrispen • 15 Januari 2021 10:27. Jakarta: Salah satu film Indonesia, Layla Majnun, akan tayang perdana secara global di Netflix. Film yang diperankan oleh Reza Rahardian dan Acha Septriasa ini bakal tayang perdana pada 11 Februari 2021. Film ini terinspirasi dari cerita legendaris Layla & Majnun. Penulis lain menyampaikan kata-kata Layla dalam sumpahnya, “Aku bersumpah kepadamu, duhai kekasih hatiku, Aku mengikat kuat hatiku untuk mencintai Qais seperti cintaku kepada diriku sendiri. Aku kerahkan diriku menjaga seluruh ruhku dari sentuhan orang lain.” Dan akhirnya ia mengatakan وَبِهَذَا اْلعَهْد الَّذِى أَرْتَبِطُّهُ بِكَ قَدْ قَطَعَتُ عَهْدِى مَعَ مَنْ أَذَاكَ. وَكَفَانِى مَا فِيهِ ذَاكِرَةٌ لِقِيَامَتِى“Dengan sumpah/janji yang aku ucapkan, maka telah putuslah janjiku dengan orang selain dirimu. Sumpah-janjiku menjadi simpanan sampai hari kematianku.”Qais membaca surat itu berkali-kali. Kadang ia tak percaya surat itu dari kekasihnya, Layla. Beberapa kali tangannya mengusap-usap matanya, takut salah mata melihat. Tetapi kata-katanya dan bahasanya sangat dia kenal. Surat itu benar dari Layla. “Ya ini kata-kata dan bahasa Layla. Aku sangat mengenalnya”.Hatinya terus berdebar-debar dan berdegup-degup kencang. Dan dia bingung bagaimana akan membalasnya, bagaimana kata-kata yang akan ditulisnya. Dia segera mencari bahan apa saja yang ada di sana untuk bisa ditulis dan dengan alat apapun yang bisa untuk menulis. Dan kemudian dia mulai menulisnya satu baris demi satu baris dan mengulang membacanya, agar tidak الرِّسَالَة مِنِّى اَنَا الْمُضْطَرِب الْوَلْهَان . اِلَيكِ يَا مَنْ اَنْتِ قَرَارُ نَفْسِى اَنْتِ تَاجٌ عَلَى رَأْسِ سِوَايَ . وَكَنْزٌ فِى يَدِ الْغَيْرِ . وَاَنَا تُرَابٌ فِى وَادِيكِ. فَإِنْ سَقَيْتِنىِ بِمَاءِ الْوِصَالِ اَتَيْتِ الْوَرْدَ وَأَطْلَعْتِ الرَّبِيعَ. وَاِنْ لَمْ يَنَلْنِى مِنْكِ غَيرَ وَقْعِ اَقْدَامِ الْفِرَاقِ لَمْ يَثُر مِنْ اَرْضِى سِوَى الْغُبَار. وَهَأانَذَا أَسِيرُ قَيْدِى.“Ini surat dariku, aku yang gelisah dan gila, untukmu, duhai engkau yang ada di lubuk jiwaku. Engkau adalah mahkota di kepala selain aku dan kekayaan di tangan orang lain. Aku hanyalah debu di lembahmu. Bila engkau menuangkan untuk air pertemuan, engkau membawakan kembang dan menerbitkan musim semi. Bila aku memperolehmu selain berpisah jauh darimu, bumi ini tak akan menumbuhkan apa pun selain debu. Lihatlah, aku adalah tawanan yang terbelenggu.”Itu adalah bunyi surat yang ditulis sebagian penulis. Nizami menulis isi surat Layla dan Majnun lebih panjang dari ini. Seluruhnya mengungkapkan dua jiwa yang terjerat oleh rasa rindu, oleh cinta membara dengan segenap duka lara dan keriangan-keriangannya yang muncul berganti ganti dan timbul jelas bahwa Layla adalah seorang perempuan yang meskipun secara hukum sudah menikah dengan seorang laki-laki, tetapi secara hakikat dia masih tetap perawan, tetap perempuan gadis. Atau dalam bahasa populer masih suci. Nizami sang penulis mengatakan, “Lakinnaha Tazhillu Adzra” tetapi Layla tetap perawan.” Demikian juga Qais, si Majnun itu, tetap lajang. Dr. Muhammad Ghanimi Hilal dalam bukunya yang terkenal “Al-Hayah al-Athifiyyah Baina al-’Udzriyyah wa al-Shufiyyah” menginfomasikan kepada kita bahwa para penulis kisah Layla-Majnun sepakat bahwa انَّ لَيْلَى بَقِيَتْ عَذْرآء طِيْلَةَ حَيَاتِهَا حَتَّى غِيبَتْ فِى لَحْدِهَا“Sesungguhnya Layla tetap perawan sampai akhir hayatnya.”Nizami bercerita bahwa sesungguhnya suami Layla, Ibn Salam, pernah suatu saat memukul Layla, karena ajakannya untuk berhubungan intim ditolak isterinya itu. Layla tak menangis, meski sakit. Tetapi hatinya tak rela. Dengan tenang dia kemudian bersumpah di depan “suaminya” itu untuk tidak akan menyerahkan tubuhnya kepada laki-laki selain Qais, bahkan meski dipaksa dengan cara apa pun, dia siap untuk Ibnu Salam hanya bisa memandanginya dan mengawasi saja. Sementara Layla tetap mencintai Qais. Ia juga mengirim surat kepada kekasihnya seraya mengabarinya bahwa ia masih tetap suci sebagaimana dahulu kala.Bersambung Kataitu yang mewakili perasaan Siti dan Gani sekarang. Cinta suci mereka harus kandas demi mempertahankan harga diri keluarga masing-masing. *** Purnama demi purnama terlewati. Namun, rasa cinta Gani pada sang pujaan hati kian tumbuh subur. Gani kini memang menjadi seperti Qais yang Majnun mencintai Laila. Namun, bedanya bila Qais menjaga Kumpulan kata kata cinta laila majnun Bikin Nangis, untuk kamu yang ingin kata-kata bijak yang romantis, kami memiliki banyak koleksi puisi dan quote tentang cinta, tetang rindu, tentang kehidupan, untuk mengenang saat saat anda bersama kekasih hati, Inilah Kumpulan kata kata cinta laila majnun Bikin Nangis,Kata kata Romantis Untuk kekasih Kembalikan saja cinta sejati itu ke tempatnya; tak satupun dari kita, layak memilikinya. Dengan rasa yang tidak lagi ada, bukan salah siapa-siapa Itu hukum alam yang bicara Sebabnya cakapmu hanya sekadar rencana, sedang hatiku butuh lebih dari sekadar wacana Akibatnya, engkau tidak lagi dikenali rasaku sebagai "siapa" yang ingin ku berikanan segala apa sebagaimana tatapan matamu yang mencuri degup jantungku siang itu Untaian senyumanmu yang menghabisi seluruh asaku Namun kepergianmu ini serupa embun yang menguap penjarakan tubuhku dengan rindu Aku luluh dari rotasi cinta penuh dendam cemburu. Malam berkelindan sepi Pada selasar rembulan kupetik sunyi, Rindu serasa birahi, mengejar bayangmu, Napas mendesah resah, syahdu jelang mengufuk .. dalam pahit kopi Kurasa ada sedikit manis kenangan Yang bercampur, dalam cangkir tembaga yang kamu hidangkan Kita adalah hal pilu Yang semakin lama menjadi debu Terinjak dihempas waktu tak perlu banyak, Cukup satu nama untuk dapat sangat bahagia atau terluka sedalam-dalamnya. kadang mengasihi itu sebagaimana melangkah di atas api, semakin dekat semakin panas bahkan dapat saja semakin ganas. Tapi tetap saja meskipun begitu aku akan terus selalu mengasihimu, karena aku yakin sesuatu yang berasal dari hati pasti akan sampai ke hati. sanubariku kacau saat engkau ucap ingin mengecup bibirku, Bagaimanakah mungkin, kulumat lembut merah mudanya, Jika jari-jariku saja tidak mampu meraih jari jemari Mutiara Untuk Kekasih Dia pergi tanpa pernah datang. Dia lenyap tanpa pernah ada. Dia hancur tanpa pernah terbentuk. Dan aku kelenyapan, tanpa pernah memiliki. apabila rasa sudah tiada berarti Lisan sudah tak lagi bermakna Maka biarkan air matamu tumpah, tuk luapkan semua sesak yang memenuhi ruang batinmu Cinta mengupam rambutmu menjadi putih susu, rindu menggoyangkan jantungku menjadi degup yang kesusu. Sini, wuk, kuajari bagaimana menanam detik agar kamu tidak kelelahan mencuri waktu dari jam yang engkaubiarkan duduk di meja kerjamu. Saat aku melangkah, apakah engengkau menemani langkahku? atau kamu memilih pergi dan menatap langkahku? semua caramu menghadirkan sejuta aroma tanya. mungkin aku sudah terhipnotis dalam tingkatan mencinta kasih jika air mata adalah luka Sembuhkah aku jika kukeluarkan semua? apaJika air mata adalah derita Akankah bahagia sewaktu kutumpahkan semua? Sudah tidak lagi mampu ku baitkan senduku didalam puisi, karena terlalu banyak luka yang akan terbaca oleh mata yang selalu kata kata cinta laila majnun Bikin Nangis Hatimu serupa ladang baru Tempatku menabur benih rindu Bertunas tiap waktu, Namun terbakar curamnya bisu Pelabuhan menjadi sebuah saksi ketika kenangan mencekam sunyi Dan membawa pulang sekeping hati Yang telah hilang pergi cinta, berilah aku kelembutan, supaya kejatuhanku tak melukai ha Bangunlah sayang, jangan bermimpi terlalu didalam, tengoklah ke kanan; ada aku yang menantimu dengan kesungguhan. Cinta mengalun lembut, diterbangkan semilir angin, berkelana mencari hati yang mau terima. Meski dia sadar, di ujung sana kecewa sedang menanti. Syahdan kisah ilalang Tertegun melepas embun Manadikala pagi berpamit Aku dengar ceritanya Mahdah dari semak belukar Lirih lalu laun meluruh Semakin dalam kau benamkan dirimu dalam lumpur kehidupan Semakin berhak kamu pamerkan keindahan. Jika engkau tidak sanggup berproses Bagaimana kau dapat berharap Akan indahnya hasil? Makna hilang jangan jadi penghalang. Keberlaluan cukup jadikan pembelajaran. Sendiri dengan sepi akan terasa lebih baik, dari pada berdua dengan luka. Walaupun kamu tahu arti rindu yang seakan jadi canduKumpulan kata kata cinta laila majnun Bikin Nangis kadang, bertubi-tubi duri memang harus mendera, berderet derita memang harus menderu. Karena hanya dengan itulah, diri bisa menjadi sadar; tidak lupa diri. Semua angan yang pernah kita terbangkan, Nyatanya kini melebur bersama hujan Meluruh dengan kesedihan langit yang menghitam. masih banyak gelisah yang bertapa di hati, merobek-robek hingga tidak terbentuk, entah wujud mana yang ingin dibentuk, sampai bermuncul tanya, entah dia atau aku. Setiap hari adalah pembelajaran Bahkan dari rumput yang bergoyang pun Ia mengajarkan kita tentang bagaimana bertahan di saat badai melanda Ikuti alurnya, dan kamu akan jadi pemenangnya Sudah berganti baju waktu sejak terakhir pertemuan. Warnanya lebih perak dari terakhir waktu kulihat. Ia melangkah pelan-pelan; terlihat sedang menunggu. Wajahnya bak pualam memandangku iba dari kejauhan. Ah, aku terlambat lagi. kamu hadir saat lembayung mengikatku didalam pelukan jingga Menjemputku, membawaku yang telah terbuai elegi rumpun bambu Memberiku kehidupan baru di waktu senjaku Wahai kekasih; engkamu pernah dipersia Lalu aku datang membawah cintidaku; sebagai penawarnya walaupun lukamu masih terasa. Kusadar bahwa apa yang sudah ada kini telah tiada, baik raga, maupun jiwa. Hanya bisa melihat dari balik jendela, potretmu yang telah tertanam, cukup dalam. tak perlu resah untuk memulai Cobalah untuk tenang agar semua Baik-baik saja. Ketika hati mulai gundah cobalah Untuk bicara bagaimana Sebuah rasa larut dalam kata cintaKumpulan kata kata cinta laila majnun Bikin Nangis Radar bersandar jiwa gusar Bimbang kenang tanpa bayang Obati sedikit luka Sembuh berbekas kecewa Sakit meratapi nestapa. ~ Aku sudah lelah menyampaikan Maksud apa mau hati. Aku sudah lelah menjadi Pengemis hatimu. Biarkan saja waktu. Menjalankan tugasnya; Menyadarkanmu. Kopiku nan manis Gula-gula menyelimuti lembut Mendamaikan kenangan pahit Yang beraroma senyuman ~ Saya menemukanmu dalam larik orang lain, tidak dapat ditiru dan dibawa lenyap. Sebenarnya aku ingin setia, namun apa daya hati suka bercanda, hingga melahirkan rasa yang mendua. Lama Dan semu Kutatap manis senyum senja Mencoba Ku genggam Dan kupeluk Tapi sayang.. Bulan sudah bersarang dengan sinarnya Ditemani segelas harapan yang mendingin Secercah lembayung kuning mengintip ruang tamu lewat sela-sela atap bangunan Tampaknya malam kelam menjelma rupa sebagai pagi Aku masih saja asyik menunggu kisahmu,yang aku pun tak tahu kamu ceritakan pada siapa sekarang Pendengar setiamu,mungkin Dan kenyataannya, segala tentang pagi sangat rentan kamu patahkan, pulanglah... kedua lenganmu masih yang ternyaman. Pagi yang mungil mengelus cemasmu, mengusap nadimu yang berdenyut-denyut, mengingatkanmu untuk sarapan karena di luar sana tidak ada yang menyayangi nyeri lambungmu dan memetiknya sebagaimana aku; tidak ada yang merindui tukak lambungmu, dan menciumnya, sebagaimana aku. tak terhitung berapa masa tandas percuma. satu detik tiada terbeli dengan harta. duhai waktu, sungguh mahal nian engkamu; begitu berharga setelah berlalu. Di suatu pulang ibu yang tahu saya suka tahu tahu-tahu memasak tahu, tahu yang dimasak ibu tahu ia akan disulap jadi tiada, tahu-tahu tahu-tahu yang dimasak ibu melarikan diri tanpa tahu bahwa tahu-tahu itu hanya di suatu ketika di kepala saya yang lapar. seterang matahari mengusap pagi, setenang embun membasuh daun, cinta begitu lembut menjatuhi dadaku lewat teduh matamu. aih, di dunia yang serba musykil ini, begitu mudah aku menyayangimu. Hidup bagai ballerina Meniti, berjuang mencipta keindahan Atasi sakit, ikuti musik Yang senandungnya mengalir dalam diri Luapkan Cinta yang mewujud bentuk Berputar, lompat, meregang Menjangkamu, hadirkan gambaran Persembahan hati yang teguh didalam insan yang rapuh. Embun rindu dini hari, menetes di atas gersang hati. Sejuk sesaat yang segera menguap, seiring garang realita menatap. Angan tak selalu jadi Mutiara untuk kekasih kafan dan amalan. aku terdiam; mata waktu menatap tajam, mengandung pesan dan mengingatkan. sementara, keningku sudah dingin ditodong pertanyaan-pertanyaan purba. Bertemu di waktu yang tepat, takdir memberikan kesempatan pada mereka untuk saling memperbaiki dengan bersama berjuang didalam mimpi Bahagia yang sederhana? Yakni aku yang ikut tertawa Melihat tingkah mu bercanda Aku yang tersenyum Melihat wajahmu tidak murung Aku yang terpaku Melihat kau senandung Dengan benda di telingamu Di langit hidupku yang mendung. Seandainya kamu tidak akan pernah kembali, Maka setidaknya harapan sekali saja aku dapat menatapmu tanpa rasa Mereka adalah pelaku, sedang saya hanya seorang peluka. terkadang mencintai rasa tidakut jauh lebih baik takut sewaktu nanti maut menjemput tanpa kecupan, tanpa pelukan Mengetuk pintu takutmu lewat tangan matahari Atau tersembur tanpa permisi dari hitamnya malam Sebab janji telah terlupa dari ingatan kita Saat jutaan bintang diatur tanpa berbentur, dan bulan yang datang atau pun hilang Sanggupkah engkau atur barang semalam? sewaktu memang engkau merasa pemilik daya dan kuasa yang engkau agungkan Atau ubahlah tempat datang dan pulang matahari engkau, aku lemah Pagi ini rasanya memang berbeda dengan pagi kemarin. Tentang kehilangan yang semakin terasa pekat, tentang dilema yang tidak berkesudahan, tentang keberlaluan yang tidak mengenal waktu kapan ia akan kembali. Kepada sajak hujan Aku titipkan gerimis di awal pekan Tanpa janji manis semurni madu hutan Namun yakinlah tetap ada kebaikan di masa depan Masihkah kau menghitung-hitung apa saja yang telah aku berikan, sedang cintidaku masih saja sebanyak ikan-ikan di lautan. Kembali dari kebisingan, mengayuh sepi berkelindan dalam sunyi Oh dunia! Aku terkapar di sini, di mana jalanku menuju ilahi? Dia datang kepada ku Meminjam sedikit kekuatan Dia datang kepada ku Meminta untuk dicintai Aku berikan dia kekuatan Aku berikan dia cinta Tapi akhirnya Berkecai juga Balikan rasaku, Balikan rasaku.. Aku tak mau sebagaimana ikan asin lagi yang dijemur hingga kering, Sungguh kerlingan lembar matidaku menjadi basah kali ini, Sudah seribu bulan belum mengering. kita hanyalah kemungkinan, kemungkinan yang tidak mungkin menjadi mungkin kamu tinggal dan meninggalkan dua kata itu begitu menyakitkan berlalu menjelma kalimat terakhir sebelum air mata lahir. Aku adalah puisi yang tidak kunjung usai kamu tulis. Aku adalah cinta yang tidak pernah engkau Cinta Untuk Pasangan lenyap adalah caraku menuju petang Saat aku percaya bahwa ia adalah satu-satunya arah pulang yang menenangkan Kamu nyata, didalam angan saya. Tapi fana, dalam segala nyata. Didalam cinta, ia tidak tidakut akan kelenyapan. Yang dikhawatirkan ia tidak punya rasa cinta sama sekali sampai ia pulang tanpa kembali lagi. mencintai Sewajarnya Saja, Sebab yang Sehati Belum Tentu Saling Memiliki. Kubaca lagi pesan-pesan lamamu. Kulihat lagi foto-fotomu. Kugenggam lagi bayang tanganmu. Kupeluk lagi kalbu rindu usang ku padamu. Kuratapi lagi luka darimu. Dan lagi-lagi aku tenggelam lagi didalam elegi. Mengapa aku sedungu ini karena cinta? kita menanti detik pertama embun mengecup daun. sebab cinta adalah kesegaran pagi yang menjaga harapan kita. Air mengalir, gemericik terasa dingin. Tanah tergerus, gemuruh terasa lembab. Angin tertiup, hembusan terasa sejuk. Api membakar, membara terasa hangat. Bagaimana dapat aku jatuh hati padamu dan sama sekali tidak terasa olehmu? Aku tidak sedang pura-pura bahagia dengan mengatakan "Aku baik-baik saja", Sebab tanpamu, sunyi membuatku mati, dan bising membuatku asing. Semoga kita dipertemukan nanti ya, tidak sekarang, entah engkau dengan pasanganmu itu, atau aku bersama dengan kesendirianku hehe Mungkin doa-doaku selalu sampai... Namun tuhan tau apa yang terbaik untukku, yaitu dengan tidak bersamamuKata-kata Sayang untuk pasangan Ada yang lenyap saat kusesap kopi Ialah; pahitnya kenangan yang dulu datang membawa manisnya harapan Bahkan tidur belum memberi ruang Untuk bisa memandang yang tercinta Namun mata yang terpejam Menarik kuat kepada dirimu Bahkan di tengah keramaian Di atas kendaraan, di kerumunan orang. Aku memang berencana untuk mengenal dan lebih dekat denganmu. Namun, sungguh aku tak berencana untuk sakit dan sendiri setelahnya. Kita adalah dua yang satu, beda yang sama, banyak yang tunggal. Yang kita perlukan hanya saling menyesuaikan. Purnamaku telah menunggu Kasih yang tak kunjung sampai Ribuan jalan telah dilalui Namun, tak kunjung menemukan tujuan Doa-doa telah dilantunkan, pada langit yang berselimut awan Hanya berharap jawaban lewat turunnya hujan Cinta itu samudera terdidalam, dan engkau pulau terjauh. Mencapaimu kurela menyelam sekalipun nyawaku tersisa separuh. jangan meminta. jangan berharap. doa itu aku akhiri, karena cukup kau tau, aku masih bahagia dengan cara itu aku menyayangi kamu Kata-kata Manis untuk Kekasih Bicara tentang cinta Kisah-kisah menjelma Tangis dan tawa beriring Hingga makan sepiring Rindu-rindu menggebu Malu-malu memadu Hingga ragu kala temu Kisah klasik yang syahdu Tiada lagi kita, rindu tinggal cerita. Daun telah gugur dari dahan, semoga perpisahan yang menjadi kebaikan. Perpisahan mungkin bersayap Ia mengepak Bersama ingatan Menuju langit Yang telah berubah Menjadi air mata Hai, Puan... Tetaplah menjadi matahari di antara mendung. Hai, Tuan... Tetaplah menjadi kekuatan di antara kebimbangan... Menunggu; Katanya amat jemu Banyak membuang waktu Pikiran jadi tidak karu Makan pun tidak nafsu Tapi bagiku Arti menunggu Tidaklah sejemu itu Karena dengan begitu Kita 'kan lebih dewasa oleh rindu. Cukup sekian cerita panjang tentang lelahnya berjuang Kini saatnya rebah, lalu nikmati tidur panjang Bertabur bintang di langit matamu. Oh, berjuta warna indahnya. Dan aku mohon untuk kali ini, kekasih, janganlah dulu kau berkedip, agar terpuaskan rasaku. Suatu hari nanti rintik hujan Akan tiba di kotamu Dan mengisahkan betapa nyerinya Sebuah kehilangan didalam sebuah musium kata.. hilang-lenyap-lenyap... Kamu menglenyap dan aku kelenyapan. Rumah mana yang akan aku tuju, ketika kamu tidak lagi ada di tempat yang sama sejak hari ini. Perihalmu Sepanjang malam namamu kutangisi Sebab rindu yang mendzalimi Kubisikan perihalnya pada lembaran-lembaran shyam malam Kukirimkan serupa embun pagi dipelataran teras kamarmu Mungkin telah berkertap menguap sebelum kamu temu Setiap hari sepanjang malamku. andai kecemasan ada dalam bentuk kemasan, aku ingin membelikanmu sembilan, untuk oleh-oleh ketika kamu mudik ke didalam kenangan. Mungkin engengkau tuli tidak engkau dengarkah betapa lantangnya aku mengeja tentang mengasihimuKata-kata Puitis untuk pasangan manis Tenanglah, ada aku di depan pintu. Sewaktu-waktu apapabila butuh, buka saja. Cinta!! Kata yang akhirnya berakhir di persemayaman abadi dalam kisah perjalanan kita Masihlah menerka rindu mana yang ingin di tuju Peluk mana yang lebih hangat Serta senyum mana yang teramat membekas Kemudian hati akan menuntun kemana diri harus berlabuh Sepi Ini bukanlah tepi Tiada rasa pedih Berujung Bukan berkabung Aku tak bersedih Mentari Surut di sore hari Tutup tabir langit pergi 'Tuk kembali lagi Asa baru bangkitAksaraku gugur di ujung jemari, setelah titik di ujung puisi. Kini tawamu hanya sisa kerenyahan yang kurekam, dalam setiap kecemasan yang disebut malam. kau rapalkan mantra-mantra engkau buatku bahagia dengan sengaja engkau menautkan rindu begitu erat pada temu engkau yang menggairahkan didalam singkatnya waktu~ Engengkau rindu yang kuarungi; sejauh-jauh usia tidak kutemukan batas dan ujungnya. Sudahi saja semua kegamangan dalam hatimu Buat apa menumbuhkan rasa yang cuma mengalir saja tak tau kapan berhenti tidak ingin mencari di mana muaranya Sementara waktu kian berlari Tanpa ampun menggerus usia Akhiri atau engkau akan menangis sia-sia Engkau cinta yang kuselami; sedidalam-dalam napas tak jua kudapati dasarnya. Tatapanmu, adalah embun yang tidak pernah luruh, segarkan jiwaku, yang telah sekian lama kerontang rapuh. Rasa rindu bercampur ragu Hendak menyapa, namun ambigu Selalu rasa ini timbul memburu Risau hati dililit cemburu Seberapa jauh aku lenyap Seberapa lama aku berkelana kamu tetap tempat paling teduh dijagat raya Akan kuludahi segala kesombonganmu, Bung! kamu begitu merendahkanku. Suatu saat nanti kamu lihatlah, aku pastikan aku yang akan lebih dulu memeluk wanita itu. Saat waktu telah tertutup, Ada hati yang hilang tertiup; Angin dingin dari hujan, Menerbangkan semua kenangan. Kuselipkan namamu di antara sajak dan senja Tapi kau tawarkan malam untuk menghapus jingganya Sama sekali tidak mengerti cara kerja mimpi. Tapi kadang ia menghadirkan orang yang paling kita rindukan tepat waktu Besok aku menduga, Ada mampir yang siap aku sudahi Kemarin aku sempat renung Aku sudah menunggu tepat hari itu sewaktu saja aku yang menjadi dirimu. Sesekali aku lupa akan rindu, ketika tubuhku terkujur dalam mimpi. Memimpikan tentang kisah yang telah kita ukir bersama dan menantikan kita berumah bersama. dengarkah engengkau? suara petir yang bergemuruh getir. rintikan hujan yang seakan menangis perih. dedaunan yang bergoyang ke sana dan kemari seakan ingin berlalu. dan aku, yang berdiam diri didalam diam. petir, hujan, dan dedaunan. mewakili diriku mengekspresikan diri. Kamu terlalu berkilau untuk aku yang redup. Di mendung yang bergelantungan, ada setitik jingga yang mampu kita temukan di rona senja Ya .... Tempat di mana berjuta asa pernah kita pancang Walau telah redup di ujung laut Tapi masih indah menggenang, di samudera kenangan. Di tumbuhkan kembali dalam dada, sebuah kenang dari serpihan warna yang terserak, ialah motif tarantula pada bajumu. Di kedalaman matamu kutemukan keteduhan Sebuah kehangatan yang tidak pernah terjamah Sebuah ketulusan mendidalam dari cinta sejati Dan menyayangimu biar menjadi rahasia paling khusyuk dalam setiap sujudku Kenapa kau pergi, ketika semua baik-baik saja? Apa perlu aku ubah setiap bahagia menjadi luka, agar kau tak lenyap menemui sang kuasa? Dibalik kaca ini aku melihatmu, jatuh satu persatu dan bergantung pada apapun yang engkau mau. Menceritakan tentang langit yang selalu diam saat engkau tinggalkan, dan ketika keringmu menjadi kenangan, aku hanya mengingatmu sebagai tetesan hujan. Tidakkah sama, kamu dan aku? Tidakkah pernah lelah menunggu? Menunggu kabar darimu, yang kian kabur dari dinding kamarku, yang kian pekat didalam didalam ingatanku. Yang selalu enggan untuk jujur berkata saatu itu, rindu, Kekasihku. Ketika langit mendung menghalangi keindahan senja, Apa mungkin sama sebagaimana kamu yang menghalangi rasa rindu ini? —;aku si penikmat senja tak henti mengejarmu Berdarah-darah mengasihi Paling muka sering diterima tidak pantang hingga cinta bernyawa Menangis tanpa kau tahu Mencinta tanpa lelah Begitulah cintanya Masih membara meski susah; kisahnya Debaran hati yang tidak menentu Ketika hembusan rindu sengaja bertamu Hadirmu, melemahkan nafsuku Senyumu, menghangatkan jiwakuKumpulan kata kata cinta laila majnun Bikin Nangisoleh jagolamarantag kata bijak
Semuaorang mungkin tidak asing lagi dengan cerita laila majnun yang legendaris itu. Bukan hanya menarik untuk di baca tetapi cerita Laila Majnun juga Laila Majnun (1) - Kompasiana.com
Novel Layla Majnun adalah sebuah novel yang cukup laris disepanjang zaman. Bahkan menjadi perbincangan dari generasi ke generasi juga menjadi objek penelitian kritikus sastra di berbagai belahan dunia. Penasaran dengan isi bukunya? Kamu bisa baca resensi novel Layla Majnun di artikel ini. Di sini akan di bahas berbagai unsur penting dalam novel agar kamu lebih paham lebih dalam novel ini. Mulai dari identitas hingga pesan moral dalam novel akan di bahas lengkap. Yuk. Simak penjelasannya di bawah ini! Identitas Novel Laila Majnun Judul NovelLayla MajnunPenulisNizami GanjaviJumlah halaman236 halamanUkuran buku13×19 cmPenerbitPT. Navila YogyakartaKategoriFiksi RomanceTahun Terbit2010Harga novelRp. Novel legendaris dan terkenal ini di tulis oleh Nizami Ganjavi dan diterbitkan pada tahun 2010. Novel dengan ketebalan 236 halaman ini mampu membuat kamu menitikkan air mata karena kisahnya yang mengharukan. Novel ini diterbitkan oleh PT. Navila Yogyakarta. Sinopsis Novel Laila Majnun Duhai betapa dunia akan bermuram durja Bila engkau tidak pernah berkunjung ke rumah seorang kekasihDan tidak memiliki kekasih untuk menghiburmu Novel ini mengisahkan kisah percintaan antara Layla dan Majnun yaitu dua insan yang memiliki ketulusan cinta yang telah membuat mereka menjadi pecinta sejati. Tak terbatas cinta pada sang kekasih tapi juga semangat cinta telah dibuat Qays dan Layla menjadi mencintai alam dan cinta perdamaian. Cinta alihh-alih membelenggu justru membebaskan mereka dari nafsu keduniaan. Inilah kisah perjuangan pencarian terhadap kesejatian cinta. Kisah cinta dua anak manusia yang membuka mata hati kamu untuk memaknai perjuangan cinta mempertahankan cinta sejatinya serta makna cinta yang membuat kamu yakin akan kekuatan cinta. Cinta mereka yang terhalang oleh permusuhan antara dua kubu. Membuat mereka terluka. Dimana Layla yang harus menerima perjodohan dari lelaki lain hingga ia harus menderita karena bukan cinta ini yang diinginkan. Mendengar kabar kekasihnya telah tiada membuat Qays tak bisa menerima dengan ikhlas. Karena kekasih hatinya merupakan cinta sejatinya sehingga kekacauan di dirinya menjadikannya mendapat julukan Majnun alias “gila”. Lalu bagaimana kelanjutan kisahnya? Yuk, baca novel Layla Majnun di jamin bikin baper dan tersentuh. Unsur Intrinsik Novel Laila Majnun Dalam resensi tentunya di dalamnya terdapat unsur intrinsik yang membangun novel tersebut. Seperti tema, tokoh dan penokohan hingga amanat yang terkandung. Dalam resensi novel Laila Majnun juga memiliki unsur intrinsik di dalamnya, yaitu adalah 1. Tema Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang cinta sejati dari dua insan yang memperjuangkan cinta sejatinya. 2. Tokoh dan Penokohan Berikut beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Laila Majnun diantaranya adalah Layla, ia meruapkan gadis yang cantik yang sabar dan penurut akan tetapi ia lemah tidak bisa menolak permintaan ayahnya Qays, ia memiliki sifat yang mudah putus asa dan gila karena cinta Naufal, ia pengembara yang terkenal memiliki sifat pemberani, bersahabat, baik dna jujur Ibnu Salam, suami Layla yang sabar menunggu sampai Layla mencintainya Seyh Omri, ayah majnun yang bijaksana, namun memuja harta, dan memiliki harga diri yang tinggi Ayah Layla, tegas, dan memiliki pendirian dan menajga harga diri bani Qathibah. Dan masih banyak tokoh lainnya 3. Alur Alur yang di gunakan dalam novel Layla Majnun yaitu menggunakan latar maju atau progresif. 4. Latar Waktu Latar waktu yang digunakan dalam novel yaitu pagi, siang, sore dan malam hari. 5. Latar Tempat Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu di jazirah Arab, antara Mekah, Madinah, dan Najed. 6. Sudut Pandang Sudut pandang yang digunakan dalam novel Layla Majnun ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. 7. Gaya Bahasa Gaya bahasa yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Dan banyak menggunakan gaya bahasa perumpamaan dan perbandingan. di tambah beberapa majas simile, dan personifikasi. 8. Amanat Dalam cerita kita telah memahami makna cinta yang sesungguhnya namun jangan sampai terperangkap oleh duri cinta yang mengandung racun sehingga kita lupa akan segalanya. Selain itu, kita bisa memetik pelajaran kita tidak butuh harta maupun kekayaan melimpah karena tidak bisa ditukar dengan keindahan yang dirasakan oleh Qays. Unsur Ekstrinsik Novel Laila Majnun Berikut merupakan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel Layla Majnun, diantaranya adalah 1. Nilai Sosial Nilai sosial yang terkandung yaitu dimana kita jangan merasa sombong dan membanggakan diri karena memiliki harta yang banyak dan menghina orang lain. Karena harta tak bisa mengembalikan kewarasan seseorang untuk bahagia. 2. Nilai Moral Kisah cinta Layla yang sangat mencintai Qays meski hingga tutup usia ia tidak bisa menggapainya. Ia tetap setia pada satu cinta yaitu Qays seorang. Kesetiaan Layla sangat menggugah hati para pembaca Kelebihan Novel Laila Majnun Mengajarkan kita makna cinta sesungguhnya Sebuah cerita yang sangat menarik dan mengisnpirasi dalam setianya Kata-katanya ringan dan mudah di pahami Banyak kata-kata puitis yang indah Alur enak diikuti Kekurangan Novel Laila Majnun Kurang tebal Ending cerita kurang bagus Gaya bahasa pada syair digunakan cukup sulit di pahami Pesan Moral Novel Laila Majnun Terakhir dari resensi novel Layla Majnun yaitu pesan moral yang terkandung di dalam novel tersebut adalah Dalam cerita kita telah memahami makna cinta yang sesungguhnya namun jangan sampai terperangkap oleh duri cinta yang mengandung racun sehingga kita lupa akan segalanya. Selain itu, kita bisa memetik pelajaran kita tidak butuh harta maupun kekayaan melimpah karena tidak bisa ditukar dengan keindahan yang dirasakan oleh Qays
Sayangnya Majnun terlalu dini kehilangan akal sehatnya. Majnun pernah menyelinap ke perkemahan suku Layla dan bertemu pandang dengan Layla beberapa detik lamanya. Hanya itu keintiman yang mampu mereka ciptakan. Pertemuan singkat ketika mata saling menatap menumpahkan semua haru-biru perasaan. Hanya sesingkat itu, dan Majnun
Kumpulan puisi dan syair cinta yang memilukan tentang kisah cinta Laila dan Majnun. Laila Layla dan Majnun adalah sebuah kisah legenda dari tanah Arab yang berkisah tentang sepasang kekasih yang menjalin kisah cinta abadi atau cinta sejati yang berakhir kisahnya, Qays adalah seorang lelaki biasa mengenyam pendidikan di suatu sekolah agama, ia bertemu seorang gadis bernama Laila Layla ia jatuh cinta pada Laila, Sebagai bentuk rasa cintanya, Qays tak dapat mepersembahkan apapun selain puisi-puisi yang terkagum pada puisi Qays, menaruh perasaan yang sama terhadapnya. Qays yang tergila-gila pada Laila terus-menerus menulis puisi yang memuji dan mengagungkan sosok yang dijuluki Majnun atau “gila” oleh orang-orang lantaran ketergila-gilaannya terhadap Laila memberanikan diri untuk meminta restu ayah Laila. Hasilnya, ayah Laila menolak beralasan bahwa jika pernikahan itu terjadi, kehormatan keluarganya akan memutuskan untuk mengembara, ia menjalani hidup pengasingan dan kesendirian. Dalam keterpurukannya, ia tak henti-hentinya menulis puisi yang berkisah tentang kekasih cerita , Layla meninggal karena patah hati karena tidak bisa melihat calon kekasihnya. Majnun kemudian ditemukan tewas di hutan belantara pada tahun 688 M, dekat makam Layla. Dia telah mengukir tiga ayat puisi di atas batu dekat kubur, yang merupakan tiga ayat terakhir yang dikaitkan dengannyaNah kisah antara laila dan Qays Majnun inilah yang dikisahkan dalam kumpulan puisi laila dan majnun dan syair laila majnun dalam kisah cinta yang memilukan di terbitkan blog puisi dan kata bijak yang berkisah tentang cinta Laila dan Puisi Dan Syair Cinta yang Memilukan Tentang Kisah Laila dan MajnunBerdasarkan Wikipedia, Layla dan Majnun adalah sebuah puisi naratif yang disusun pada tahun 584/1188 oleh penyair Persia Niẓami Ganjavi berdasarkan kisah Arab semi-historis tentang penyair Qays ibn Al-Mulawwah dan wanita kesayangan Layla binti Mahdi.Bagaimana cerita cinta Laila dan Majnun dan kata-kata Laila dan Majnun dalam kumpulan puisi cinta dan syair Laila Majnun, kisah cinta paling memilukan yang Pernah Terjadi dalam Sejarah lebih jelasnya silahkan disimak saja 15 puisi cinta Laila dan Majnun dan syair laila majnun diterbitkan dibawah ini. 01. Berlalu MasaBerlalu masa, saat orang-orang meminta pertolongan padakuDan sekarang, adakah seorang penolong yang akan mengabarkan rahasia jiwaku pada Layla?Wahai Layla, Cinta telah membuatku lemah tak berdayaSeperti anak hilang, jauh dari keluarga dan tidak memiliki hartaCinta laksana air yang menetes menimpa bebatuanWaktu terus berlalu dan bebatuan itu akan hancur, berserak bagai pecahan kacaBegitulah cinta yang engkau bawa padakuDan kini hatiku telah hancur binasaHingga orang-orang memanggilku si dungu yang suka merintih dan menangisMereka mengatakan aku telah tersesatDuhai, mana mungkin cinta akan menyesatkanJiwa mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan diterpa panas mentariBagiku cinta adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mataRemaja manakah yang dapat selamat dari api cinta?02. Layla Telah DikurungLayla telah dikurung dan orangtuanya mengancamkuDengan niat jahat lagi kejam, aku tidak bisa bertemu lagiAyahku dan ayahnya sesak dada dan sakit hati padakuBukan karena apapun juga, hanya karena aku mencintai LaylaMereka menganggap cinta adalah dosaCinta bagi mereka adalah noda yang harus dibasuh hingga bersihPadahal kalbuku telah menjadi tawanannyaDan ia juga merindukankuCinta masuk ke dalam sanubari tanpa kami undangIa bagai ilham dari langit yang menerobos dan bersemayam dalam jiwa kamiDan kini kami akan mati karena cinta asmara yang telah melilit seluruh jiwaKatakanlah padaku, pemuda mana yang bisa bebas dari penyakit cinta?03. Wahai Layla KekasihkuWahai Layla kekasihkuBerjanjilah pada keagungan cinta agar sayap jiwamu dapat terbang bebasMelayanglah bersama cinta laksana anak panah menuju sasaranCinta tidak pernah membelengguKarena cinta adalah pembebas, yang akan melepaskan buhul-buhul keberadaanCinta adalah pembebas dari segala belengguWalau dalam cinta, setiap cawan adalah kesedihanNamun jiwa pecinta akan memberi kehidupan baruBanyak racun yang harus kita teguk untuk menambah kenikmatan cintaAtas nama cinta, racun yang pahit pun terasa manisBertahanlah kekasihku, dunia diciptakan untuk kaum pecintaDunia ada karena ada cinta04. Wahai Angin Sampaikan Salamku pada LaylaWahai angin sampaikan salamku pada Layla!Tanyakan padanya apakah dia masih mau berjumpa denganku?Apakah ia masih memikirkan diriku?Bukankah telah kukorbankan kebahagiaanku demi dirinya?Hingga diri ini terlunta-lunta, sengsara di padang pasir gersangWahai kesegaran pagi yang murni dan indah!Maukah engkau menyampaikan salam rindu pada kekasihku?Belailah rambutnya yang hitam berkilauUntuk mengungkapkan dahaga cinta yang memenuhi hatikuWahai angin, maukah engkau membawakan keharuman rambutnya padakuSebagai pelepas rinduSampaikan pada gadis yang memikat hati ituBetapa pedih rasa hatiku jika tidak bertemu dengannyaHingga tak kuat lagi aku menanggung beban kehidupanAku merangkak melintasi padang pasirTubuh berbalut debu dan darah menetesAirmataku pun telah keringKarena selalu meratap dan merindukannyaDuhai semilir angin pagi, bisikkan dengan lembut salamkuSampaikan padanya pesanku iniDuhai Layla, bibirmu yang selaksa merah delimaMengandung madu dan memancarkan keharuman surgaMembahagiakan hati yang memandangBiarkan semua itu menjadi milikku!Hatiku telah dikuasai oleh pesona jiwamuKecantikanmu telah menusuk hatiku laksana anak panahHingga sayap yang sudah patah ini tidak mungkin dapat terbangBerbagai bunga warna-warni menjadi layu dan matiKarena cemburu pada kecantikan parasmu yang bersinarEngkau laksana dewi dalam gelimang cahayaSurgapun akan tertarik untuk mencuri segala keindahan yang engkau milikiKarena engkau terlalu indah dan terlalu berharga untuk tinggal di bumi!Duhai Layla, dirimu selalu dalam pandanganSiang selalu kupikirkan dan malam selalu menghiasi mimpiHanya untukmu seorang jiwaku rela menahan kesedihan dan kehancuranJeritanku menembus cakrawalaMemanggil namamu sebagai pengobat jiwa, penawar kalbuTahukah engkau, tahi lalat di dagumu itu seperti sihir yang tidak bisa aku hindariIa menjadi sumber kebahagiaan yang telah memikatku untuk selalu mengenangmuMembuat insan yang lemah ini tidak lagi mempunyai jiwaKarena jiwaku telah tergadaikan oleh pesonamu yang memabukkanJiwaku telah terbeli oleh gairah dan kebahagiaan cinta yang engkau berikanDan demi rasa cintaku yang mendalamAku rela berada di puncak gunung salju yang dingin seorang diriBerteman lapar, menahan dahagaWahai kekasihku, hidupku yang tidak berharga ini suatu saat akan lenyapTapi biarkan pesonamu tetap abadi selamanya di hatiku05. Duhai, Betapa Besar Bahaya yang MenghadangDuhai, betapa besar bahaya yang menghadang agar dapat berjumpa denganmuKukorbankan semua yang aku milikiKuubah diriku, hingga engkau pun tidak mengenalikuKuayunkan langkah dengan tetes air mataDan setelah memasuki perkampunganmuKubuang semua tanda-tanda yang dapat membuat orang mengenalikuKuikat diriku dengan rantai, bagai budak belianBerjalan sambil menadahkan tangan, meminta sedekahDan bocah-bocah itu tidak suka melihatkuMereka berkumpul mengelilingikuMenghardik dan melemparku, seperti anjing berbahayaKini aku datang di dekatmuDuhai Layla, tak mampu kutahan air mata yang menetesKasihanilah kelemahankuKarena begitu berat penderitaanku06. Kerabat dan Handai-Taulan MencelakuKerabat dan handai-taulan mencelakuKarena aku telah dimabukkan oleh kecantikan LaylaAyah, putera-putera paman dan bibiMencela dan menghardik dirikuMereka tidak mampu membedakan cinta dengan hawa nafsuNafsu mengatakan pada mereka, keluarga kami berseteruMereka tidak tahu, dalam cinta tidak ada seteru atau sahabatCinta hanya mengenal kasih sayangKubertanya dalam kalbu, ada apakah gerangan?Keluarga Layla tak akan menjual anak gadisnyaBerapapun harga yang ditawarkanDan keluargaku tak hendak membeliSemoga Allah menakdirkan kebaikan bagi kamiDengan kerinduan mendalam yang selalu aku simpanSemoga kelak kami dipertemukanTidakkah mereka mengetahui?Kini jiwaku telah terbagiSatu belahan adalah dirikuSedang yang lain telah kuisi untuknyaTiada bersisa selain untuk kamiWahai burung-burung merpati yang terbang di angkasaWahai negeri Irak yang damaiTolonglah akuSembuhkanlah rasa gundah-gulana yang membuat kalbuku tersiksaDengarkanlah tangisanku, suara batinkuDuhai, mereka menyampaikan kabar burukLayla sakit karena guna-gunaMereka tidak tahu, sesungguhnya akulah tabib yang ia perlukanAkulah yang mampu mengobati penyakitnyaWaktu terus berlalu, usia semakin menuaNamun jiwaku yang telah terbakar rinduBelum sembuh juaBahkan semakin parahBila kami ditakdirkan berjumpaAkan kugandeng lengannyaBerjalan bertelanjang kaki menuju kesunyianSambil memanjatkan doa-doa pujian pada AllahYa Raab, telah Kaujadikan LaylaAngan-angan dan harapankuHiburlah diriku dengan cahaya matanyaSeperti Kau hiasi dia untukkuAtau, buatlah dia membencikuDan keluarganya dengki padakuSedang aku akan tetap mencintainyaMeski banyak nian aral melintangMereka mencela dan menghina dirikuDan mengatakan aku hilang ingatanSedang Layla sering berdiam diri mengawasi bintangMenanti kedatangankuAduhai, betapa mengherankanOrang-orang mencela cintaDan menganggapnya sebagai penyakitYang meluluh-lantakkan dinding ketabahanAku berseru pada Singgasana LangitBerilah kami kebahagiaan dalam cintaSingkaplah tirai deritaYang selalu membelenggu kalbuBagaimana mungkin aku tidak gilaBila melihat gadis bermata indahYang wajahnya bak mentari pagi bersinar cerahMenggapai balik bukit, memecah kegelapan malamKeluargaku berkataMengapakah hatimu wahai Majnun?Mengapa engkau mencintai gadisSedang engkau tidak melihat harapan untuk bersanding dengannya?Cinta, kasih dan sayang telah menyatuMengalir bersama aliran darah di tubuhkuCinta bukanlah harapan atau ratapanWalau tiada harapan, aku akan tetap mencintai LaylaSungguh beruntung orang yang memiliki kekasihYang menjadi karib dalam suka maupun dukaKarena Allah akan menghilangkanDari kalbu rasa sedih, bingung dan cemasAku tak mampu melepas diriDari jeratan tali kasih asmaraKarena Surga menciptakan cinta untukkuDan aku tidak mampu menolaknyaSampaikan salamku kepada Layla, wahai angin malamKatakan, aku akan tetap menungguHingga ajal datang menjelang07. Hatiku Telah Terikat oleh Mantra KeindahanHatiku telah terikat oleh mantra keindahan, dan cinta tak dapat jiwaku berpisah dengan diriku dan menyatu dengan jiwanya yang telah menjadi ayahanda, mengapa engkau berharap aku menghilangkan cinta tulus yang ada di lubuk hati?Meskipun aku terbakar seperti lilin, aku tidak akan kecewaBiarkan aku menuruti panggilan jiwa meskipun cinta telah membelenggu dan memberi pakaian duri padaku!Wahai, Ayah, cinta adalah rahmat dari Surga dan menjadi berkah bagi Langit yang menuntunku, maka cintaku pada Layla tulus dan suciCinta yang melahirkan angan-angan serta nafsu, adalah cinta yang bersumber dari seperti itu akan mudah berubah jika apa yang diangan-angankan tidak sesuai dengan pada Layla tidak bersumber dari bumi, ia menyala dengan kebenaran Surga dan akan abadi yang menuntunku terbang bersama sayap-sayap cintaBagaimana mungkin aku akan melepaskan diri, sedang Surga telah menunjuk dan mengilhamkan cinta padaku08. Seseorang Memanggil-manggil NamamuSeseorang memanggil-manggil namamu saat kami berada di lereng bukit MinaMendengar namamu terguncanglah hatiku karena sedihDuhai lelaki itu tidak mengetahui betapa suci namamuMengapakah ia memanggil nama Layla dengan seenaknya?Apakah ia tidak tahu dengan menyebut namamuBerarti ia menerbangkan seekor burung yang telah bersarang di hatikuIa memanggil nama LaylaSemoga Allah membukakan kedua matanyaUntuk melihat betapa pesonamu tak mampu dia bayangkan09. Aku Menuruni Lembah Wadiyain yang IndahAku menuruni lembah Wadiyain yang indahSebagai seorang tamu dari penghuninyaAku akan tetap berada di lembah WadiyainMenghirup udaranya yang segar dan airnya yang jernihAku tidak akan kembaliKecuali jika di atas ada yang menantiDi dini aku tidak seorang diriBinatang-binatang liar dan buas menjadi sahabatkuAku tidak akan raguMengapa aku harus raguBila kasih Layla hanya tertuju padakuSahabat karib dan kekasihnyaMengapa aku harus raguJika jiwaku senantiasa mengharapkan LaylaSungguh, angin telah datangMembawa pesan LaylaIa berjanji, meski tidak pernah bersua di duniaAkan tetap menungguku di pintu surgaSungguh dunia yang indah akan bermuram durjaBila engkau tidak pernah berkunjung ke rumah seorang kekasihDan tiada seorangpunYang dapat menghibur hatimu10. Carilah Layla yang LainBanyak orang berkataBersenanglah engkau dengan gadis lainItu adalah kata pelipur-laraNamun menjadi duri dalam hatikuKukatakan kepada merekaDengan air mata berderaiDan hatiku hancur luluhSayap cinta telah memelukDan membawa jiwaku terbangAku mencintai LaylaDan tidak tertarik pada gadis lainPandanganku telah tertunduk, dan mata terpejamKepada selain LaylaWahai Layla ulurkanlah tanganmuUntuk menyambut kasihkuKalbu penuh asmaraKuberikan padamuMungkin engkau diberi dua cawan minumanSatu cawan kebencianAgar engkau melupakan dirikuSedang cawan yang satu berisi anggur kesenanganAgar engkau rela menerima pinangan orang lain sebagai gantikuDuh kekasihkuKuingatkan dirimuJangan rusakkan hubunganYang orang lain selalu ingin menyempurnakanKelak engkau akan melihatBeda antara cinta dan vafsuWahai Layla, nafsu akan melemahkan hatiIa akan terus menggoda dan merayuNamun kelak akan menyesalSedih tak berkesudahanJiwa yang dipenuhi kebencianTak akan pernah menjadi muliaIa tak akan puasBila yang diharapkan tak didapatSedang diriku Layla, Demi AllahTali kasih yang telah bersemiAkan kusiram dan kupupukAgar cinta yang engkau berikan tetap terjaga selamanyaDan aku haramkan atas dirikuSegala yang tidak engkau sukaiJangan kau biarkan jiwaku hancur karena murkamuKarena tak sanggup kuterima amarahmuSedang gunung pun akan hancur jika engkau marahBuanglah keraguan dalam dirimuKarena cinta tidak bisa bersanding dengan keraguanAku akan selalu menjaga tali cinta kitaWalau engkau tak di sisikuNamun aku yakinCintamu selalu hadir di hatiku11. Syair Pujian untuk LaylaIBila bulan purnama tenggelamAtau matahari terlambat terbitMaka cahaya wajah Layla akan menggantikan sinarnyaSenyumnya bukan hanya berhenti di mulutNamun menjadi cahaya dari mentari dan sinar purnama seluruhnyaRembulan dan matahari akan tersipu maluKarena cahayanya tak sebanding dengan sinar mata LaylaBila ia berkedip, maka bintang kejora akan menyembunyikan diriTidak akan lagi tercipta gadis seperti diaDan aku ciptakan hanya untuk diaKata-kata pujian yang kuucapkanBagai sebutir pasir di gurun saharaTak sebanding dengan kecantikannyaKarena segala kata pujian yang dimiliki jin dan manusiaTak sebanding dengan pesonanyaDia diberi nikmat, dengan segala kebaikanBila ia hendak berjalan ke sebuah bukitMaka seakan bukit itulah yang akan mendekat padanyaKarena sang bukit tidak ingin melihat gadis itu dihinggapi kelelahanIIAdakah malam bisa menyatukan diriku dengan Layla?Atau biarkan angin malam menyebut namanyaSebagai ganti pesona tubuhnyaKarena sama saja bagikuMelihat Layla atau menatap purnama02. Bila Kakiku Terperosok, Aku Menyebut NamanyaSyair gubahan Layla untuk QaysBila kakiku terperosok, aku menyebut namanyaAku bermimpi dalam tidurku hidup bersama diaApabila disebut nama QaysHilanglah kekuatan jiwakuHatiku seperti sirna ditelan namanyaDemi Allah, hampir saja aku gila karena memikirkannyaDadaku sesak karena rinduKaumku mengancamJika Qays tidak berhenti menyebut namakuMaka darahnya akan tumpah membasahi bumiBunuhlah aku dan biarkan QaysSetelah nyawaku melayang, janganlah kalian hina iaCukup apa yang ia derita karena cintaMungkin ia akan menuduhku tidak setia dengan janjiDan aku tidak mampu mencegahnyaKucampur tinta dengan airmatakuUntuk menulis surat padanyaInilah saat perpisahan bagi orangYang akan kukurbankan jiwaku untuknyaAku khawatir jika ajalku tibaTak dapat memandang wajahnya13. Jiwa Orang yang Dimabuk CintaJiwa orang yang dimabuk cintaAkan merasa sakit karena rinduSebab pecinta ingin selalu bersamaTapi halangan tiada ada henti-hentiPecinta seperti dua ekor kijang di bukit tandusWalau tiada makanan, tetapi mereka tetap bersamaAtau seperti burung merpatiWalau terbang bebas di angkasa luasTetap saja kembali pada kekasihnyaAtau laksana ikan tunaTetap tabah walau dipermainkan ombakTimbul-tenggelam di lautWalau selalu dicaci dan dicelaBatin menjerit tubuh binasaMeski lapar dan disia-siakanNamun jiwa pecinta akan selalu memaafkanSebab pecinta tidak membutuhkan pujianDan pengorbanan pecinta tidak akan sia-siaKulihat bintang kutub dan bintang kejoraDemikian pula cintaSekecil apapun, cinta tetap berkuasa di singgasana hatiDan bagi pecintaKebahagiaan dan kesedihan sama indahnyaKarena cinta sejati tidak mengenal kesia-siaanJiwaku dan jiwa Layla akan tetap bersamaAndaipun tidak di duniaPasti jiwa kami akan bersatu di liang lahatDan kelak akan dibangkitkan bersamaHingga dapat bersatu selama-lamanyaMataku berkurban utnuk Layla dengan segenap curahan airmataBerharap liang lahatmu adalah liang lahatkuAgar jenazah kita bersatu14. Madah dari SurgaApakah yang sedang mengalir dalam jiwaku ini?Siapakah yang sedang memandangku?Apakah ia kecantikan bunga mawar?Wahai bunga mawar itu telah dicabut dari taman hatikuUntuk menjadi penghias taman yang lainNamun tidak mungkin menjadi layuWahai Layla, aku telah dimabukkan oleh rasa cintaMana mungkin aku menolak kenikmatan iniDuduklah di rumpun palem itu, LaylaAgar dapat kunikmati manisnya anggur cintamuWahai, ke manakah engkau saat aku merana, terusir dan kehilangan dirimu?Hidup hanya menjalar sesaat di uratku dan kemudian bukan milikku lagiTetapi menjadi milikmuSejak harapan tidak tersenyum lagi padakuAku hanya bisa meratapMengenang dan menyesali masa laluAku berteman derita dan hinaanKedukaan tersenyum padaku dan aku tersenyum padanyaSedang kedukaan membuat engkau ketakutanPadahal engkau yang telah menciptakannyaDiriku selalu diliputi kesengsaraanSementara engkau mereguk kebahagiaanSaat pikiranku hanyut dalam pesona wajahmu yang memabukkanEngkau pergi tanpa mengucapkan salamWahai Surga! Biarkan kematian menjauhkan kami!Kami adalah dua tubuh namun satu hatiSeperti awan musim panas dengan hujan di padang rumputBiarkan aku hanyut dalam kesedihanAsal jangan biarkan cinta Layla hilang dari jiwakuWahai LaylaMungkin sebentar lagi kematian akan menjemputDunia akan menulis riwayatkuMereka akan mengatakan telah kukorbankan diri demi rembulan indah dengan cahaya keperakanIa yang telah mengubah malam menjadi mempesonaIngatkah engkau wahai Layla, saat kita bermain bersama, mereguk anggur kebahagiaan?Engkau dengan mata hitam yang indah, memandang penuh cinta padakuDan bibir itu! Akh, aku melihat anggur cinta di sanaAku melihat betapa bahagia kita berdua!Tiada seorang pun yang mampu memisahkan kitaRasa malu dan ketakutan tidak mampu menghancurkan bunga cinta kitaKebahagiaan tak terlihat, di kuil pengasingan ituTapi bawakan aku anggur!Biarkan aku mabuk!Jauhkan kesedihan dari diriku!Rumah tanpa penerangan adalah penjaraKarena penjara benci dengan yang cocok untuk hati yang patahDan tenggelam dalam kesuraman seperti dirikuAdalah kamar bawah tanah yang jauh dari cahayaYa Allah!Selamatkan aku dari kegelapan yang tiada akhir ini!Berikan aku satu hari saja kesenangan – satu peristiwa menyenangkan!15. Kesengsaraan itu MilikkuKesengsaraan itu milikkuKesedihan telah menyatu dalam jiwakuKenangan tentang bibir yang begitu manisTelah membelenggu lidahku untuk mengungkapkan pesonanyaSaat sayap cintaku terluka dan tidak dapat terbangBurung indah mempesona yang telah lama aku cari datang di hadapankuSesungguhnya, engkau merangkai pesona bidadariDan apalah artinya diriku?Aku tidak mengetahui apapun selain engkau aku tiadaKhayalan telah menyatukan kita berduaKita melebur menjadi satuMenyatu dalam ketetapan cintaKita adalah dua tubuh dengan hati yang satu dan jiwa yang samaDua lilin dengan satu nyala api murni, semurni surgaDari bentuk-bentuk yang samaDigabung menjadi satuDua titik menjadi satuTiap jiwa mendukung satu sama lainDemikianlah kumpulan puisi cinta dan syair cinta tentang kisah cinta laila dan majnun, baca juga puisi cinta sedih dan puisi cinta romantis yang lainnya dihalaman blog puisi dan kata bijak, semoga cerita laila dan majnun dan kata kata cinta dalam bentuk puisi memilukan dapat menghibur dari hikmah kisah laila majnun